Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 4 BUMN Konstruksi 2014 Terendah 4 Tahun Terakhir

Kiinerja usaha 4 BUMN sektor konstruksi yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun lalu tercatat paling rendah dalam empat tahun belakangan karena sejumlah faktor.
Bisnis.com, JAKARTA--- Kiinerja usaha 4 BUMN sektor konstruksi yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun lalu tercatat paling rendah dalam empat tahun belakangan karena sejumlah faktor.
 
Empat BUMN itu adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
 
Total pendapatan 4 BUMN itu mencapai Rp43,82 triliun pada 2014 atau hanya tumbuh 1,87% dibandingkan dengan Rp43 triliun pada tahun sebelumnya. Pada 2013, pertumbuhan pendapatan itu mencapai 25,28% serta 22,19% (2012) dan 27,92% (2011).
 
Pertumbuhan kinerja per emiten juga mengalami perlambatan. Adhi Karya membukukan penurunan pendapatan sebesar 11,7% pada 2014. Pada tahun sebelumnya, emiten berkode saham ADHI itu membukukan pertumbuhan 28,48%, 13,92% (2012) dan 17,99% (2011).
 
BUMN lainnya, Wijaya Karya membukukan pertumbuhan pendapatan 4,87% pada tahun lalu. Pada 2013, emiten berkode saham WIKA itu membukukan pertumbuhan pendapatan 19,98%, 27,96% (2012), 28,55% (2011).
 
Sementara itu, Waskita Karya membukukan pertumbuhan pendapatan 6,19% pada 2014. Pada tahun sebelumnya, emiten berkode saham WSKT itu membukukan pertumbuhan pendapatan 9,97%, 21,09% (2012) dan 24,28% (2011).
 
Pembangunan Perumahan (PTPP) juga mengalami situasi yang hampir serupa dan hanya membukukan pertumbuhan pendapatan 6,62% pada 2014 atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 45,63% (2013), 28,44% (2012) dan 41,58% (2011).
 
Loyonya pendapatan itu berdampak terhadap perolehan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 4 perusahaan yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh negara tersebut.
 
Sepanjang 2014, laba 4 BUMN itu tumbuh 11,85% menjadi Rp1,97 triliun dibandingkan dengan Rp1,76 triliun pada 2013. Pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan laba sebesar 40,81% pada 2013, 32,21% (2012) dan 18,38% (2011).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper