Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aptrindo Himbau Pemerintah Hati-Hati Menaikkan Harga BBM

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia menghimbau agar pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri Koordinasi bidang Perekonomian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan kenaikan harga BBM pada April 2015.
Menteri Koordinasi bidang Perekonomian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral diminta berhati-hati mengambil keputusan kenaikan harga BBM pada April 2015./JIBI
Menteri Koordinasi bidang Perekonomian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral diminta berhati-hati mengambil keputusan kenaikan harga BBM pada April 2015./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia menghimbau agar pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri Koordinasi bidang Perekonomian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan kenaikan harga BBM pada April 2015.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto mengatakan dampak kenaikan dan penurunan harga BBM yang terlalu cepat ini ditakutkan menimbulkan distabilitas biaya logistik dan angkutan barang di Indonesia.
Harga atau tarif angkutan barang dan logistik ditentukan secara B to B dan itu memerlukan proses waktu untuk penyesuaiannya,” tegas Sugi kepada Bisnis, Rabu (25/3).
Selain itu, jelas Sugi, penentuan angkutan barang dan logistik berbeda dengan angkutan penumpang yang sifatnya langsung ke konsumen atau B to C.
Kebijakan pemerintah menaikkan atau menurunkan harga BBM berpengaruh sangat besar terhadap stabilitas biaya logistik dan angkutan barang karena sebagian besar kebutuhan pokok sudah mengalami kenaikan harga akibat terbatasnya pasokan dan stok dalam dua bulan terakhir.
Sugi berargumen bila pemerintah tetap menaikkan harga solar pada April mendatang maka akan harga kebutuhan pokok akan melambung lebih tinggi lagi. Harga yang melambung tinggi kemungkinan akan bertahan sampai lebaran nanti, tepanya jatuh pada pertengahan Juni,” ujarnya.
Aptrindo menilai alasan tersebut harus diperhatikan secara hati-hati oleh pemerintah karena jarak waktu kenaikan pada April akan sangat dekat dengan masa Lebaran.
Lebih lanjut, Sugi menyampaikan acuan pemerintah sebagai dasar menaikkan harga BBM adalah patokan harga rata-rata gasoil MOPS per 16 Maret-31 Maret untuk solar, sementara dari harga rata-rata gasoil MOPS periode 16-20 Maret 2015 telah mengalami penurunan harga dibandingkan dengan periode 1-15 Maret 2015.
Selain itu, Aptrindo melihat kenaikan harga minyak dalam rupiah per liter terjadi bukan karena harga gasoil berdasarkan MOPS yang mengalami kenaikan, tetapi lebih disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dari rata-rata Rp12.700 per dolar AS menjadi Rp13.200 per dolar AS.
“Faktor inilah yang menjadi penyebab utama pemerintah berencana menaikkan harga BBM pada awal April 2015, bukan 100% disebabkan oleh kenaikan harga gasoil atau BBM di pasar minyak dunia dan MOPS,” tegasnya.
Untuk itu, Aptrindo sendiri berharap pemerintah melakukan gebrakan nyata dalam mendongkrak nilai mata uang Tanah Air, sementara beberapa mata uang regional dan global sudah mulai bergerak naik terhadap dolar AS.
Bila keputusan pemerintah bulat terhadap kenaikan harga BBM, Aptrindo tetap mendukung kebijakan tersebut, tetapi pemerintah juga bisa menjaga harga setelah kenaikan ini agar tetap stabil hingga akhir Juli 2015.
"Sehingga tidak terjadi gejolak harga kebutuhan pokok karena naiknya tarif transportasi barang dan logistik sebagai dampak dari kenaikan harga BBM awal April nanti,” jelas Sugi.
Sugi memperkirakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 5%– 7%, maka maksimal kenaikan harga solar kemungkinan sekitar Rp400/liter atau naik dari Rp6.400 menjadi maksimal Rp6.800/liter,
Dari perhitungan tersebut, Sugi menjelaskan kenaikan harga solar dibawah 5% ini sepenuhnya akan menjadi beban pengusaha truk, karena batas penyesuaian harga bisa dilakukan bila kenaikan harga BBM lebih dari 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper