Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga tinggi, Bank CIMB Niaga Tunda Rilis Emisi Obligasi

Di tengah kebijakan moneter yang ketat dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang tinggi, PT Bank CIMB Niaga Tbk tengah menahan emisi penerbitan surat utang.

Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah kebijakan moneter yang ketat dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang tinggi, PT Bank CIMB Niaga Tbk tengah menahan emisi penerbitan surat utang.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank CIMB Niaga Wan Razly mengungkapkan dalam perusahaan telah memasukkan penerbitan obligasi dalam rencana bisnis bank tahun ini.

"Sudah direncanakan, tetapi masih menunggu suku bunga pada turun ke level yang lebih rendah," katanya seperti Bisnis.com, Rabu (25/3/2015).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan Bank CIMB Niaga tahun ini merencanakan penerbitan surat utang hingga Rp6,9 triliun sebagai alternatif dana pihak ketiga (DPK), dengan rencana pertumbuhan kredit di kisaran 12%--15% target pertumbuhan dana di atas 10%.

Sepanjang 2014, CIMB Niaga menyalurkan kredit sebanyak Rp176,4 triliun atau tumbuh 12,4%. Dari sisi perolehan pendapatan, Bank CIMB Niaga mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,34 triliun sepanjang 2014 atau turun 45% dibandingkan posisi 2013 sebesar Rp4,29 triliun.

Pada tahun lalu, kontraksi laba perusahaan disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang minim dan penurunan pendapatan nonbunga. Di sisi lain, CIMB Niaga juga mencatat beban provisi yang cukup signifikan akibat kenaikan non performing loan (NPL).

Pendapatan bunga bersih CIMB Niaga pada 2014 mencapai Rp10,7 triliun atau tumbuh 5,6% sedangkan pendapatan nonbunga anjlok 21,5% menjadi Rp3,54 triliun.
Wakil Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Daniel James Rompas mengungkapkan perusahaan juga berencana untuk ikut branchless banking dan rencana tersebut telah ajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami ikut Laku Pandai. Nantinya, kami akan gabungkan rencana branchless banking dengan layanan keuangan mikro, karena memiliki nasabah mikro yang cukup banyak," ucapnya.

Pada tahun lalu, porsi menyaluran kredit paling besar berada di segmen korporasi tumbuh paling tinggi sebesar Rp26,2 triliun. Kemudian disusul penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh 12,2% menjadi Rp36,1 triliun. Sementara itu, kredit konsumen dan komersial tumbuh di bawah 6%.

Sepanjang 2014, CIMB Niaga mencatat kenaikan provisi. Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) tercatat naik 49,8% menjadi Rp6,10 triliun. Kenaikan provisi didorong oleh kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) kotor dari 2,23% di 2013 menjadi 3,9% di 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper