Bisnis.com, DENPASAR--Sejumlah hotel bintang lima di Bali menolak kewajiban bergabung dengan badan penyelenggara jaminan sosial atau BPJS Kesehatan karena sudah memiliki layanan kesehatan yang jauh lebih baik.
Mereka juga meminta agar ancaman sanksi bagi perusahaan yang tidak bergabung, penerapannya dapat diundur tahun depan. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali Panudiana Kuhn mengungkapkan jumlah hotel yang menolak layanan itu tidak banyak.
"Dari 180 hotel bintang lima, ada sekitar 3% di antaranya menolak. Sebenarnya hotel mengeluh karena BPJS Kesehatan dinilai belum siap melayani hotel-hotel besar," jelasnya, Senin (30/3/2015).
Menurutnya, manajemen hotel keberatan dengan layanan BPJS Kesehatan yang dianggap rendah, sedangkan manajemen hotel sudah mendapatkan layanan yang sangat baik. Hal itulah yang dikeluhkan oleh sejumlah hotel tersebut.
"Masa layanannya selama ini dapat bagus terus sekarang disuruh turun, harusnya BPJS itu ikuti ada memberikan layanan lebih baik," jelasnya.
Dia mengungkapkan keberatan hotel bintang lima itu juga disebabkan karena mereka telah mengikat kontrak dengan perusahaan asuransi, dan kerja samanya sebagian ada yang baru berakhir akhir tahun ini. Kuhn menegaskan melihat kondisi tersebut pihaknya telah menyampaikan kepada Apindo Pusat agar mengusulkan penerapan sanksi tidak diberlakukan khususnya bagi perusahaan yang belum bergabung pada tahun ini.
"Sebenarnya kami itu di Bali mendukung, tetapi yang jadi masalah kelasnya itu harus diakomodir. Masa GM hotel bintang lima biasa dilayani dengan baik ini harus di kelas I," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
