Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Beri Sinyal Pelonggaran Moneter Lanjutan

Otoritas moneter China mengisyaratkan perlunya stimulus moneter lanjutan demi mendorong pertumbuhan yang dinilai sudah ambruk terlalu dalam.
Tembok besar China. / Bloomberg
Tembok besar China. / Bloomberg
Bisnis.com, BEIJING -- Otoritas moneter China mengisyaratkan perlunya stimulus moneter lanjutan demi mendorong pertumbuhan yang dinilai sudah ambruk terlalu dalam.

Inflasi China juga melambat jadi kita perlu mewaspadai berlanjutnya tren deflasi ini. China punya ruang untuk bertindak, baik dengan kebijakan suku bunga maupun instrumen kuantitatif lain, kata Gubernur Peoples Bank of China (PBOC) Zhou Xiaochuan, seperti dilansir dariBloomberg, Senin (30/3/2015).

Pernyataan itu menyusul tanda-tanda bahwa kontraksi pertumbuhan China akan berlanjut dalam laju yang lebih cepat pada kuartal I/2015 setelah melambat hebat tahun lalu. Konsensus analis memproyeksikan data manufaktur cenderung negatif dan memperkuat sinyal deselerasi perekonomian Negeri Panda tersebut.

Sementara itu pemerintah menargetkan pertumbuhan sepanjang 2015 merangkak naik 7% dengan inflasi dipatok pada kisaran 3%. Analis pun memandang PBOC akan memangkas lebih lanjut suku bunga pinjaman dan rasio cadangan bank untuk memantik perekonomian.

Pada Februari inflasi China tercatat menguat 1,4% secarayear on year(yoy) setelah bank sentral meningkatkan dosis pelonggaran moneternya dan liburan Imlek yang mendorong konsumsi masyarakat. Pasalnya, bulan sebelumnya inflasi China ambruk ke level 0,8%.

Secara terpisah, Kepala Riset Makroekonomi Misheng Securities Co. Guan Qingyoun menilai pelonggaran adalah suatu keniscayaan. Tak ada keraguan soal itu, ucapnya.

Kendati demikian, Zhou menegaskan ruang yang dimiliki otoritas moneter untuk menurunkan dosis kebijakan tak serta-merta diterjemahkan dalam bentuk pelonggaran moneter atauquantitative easing(QE). Selain QE, katanya, bank sentral bisa menggunakan instrumen kebijakan yang mempengaruhi sisi harga.

Terkait hal tersebut salah seorang anggota penasehat PBOC Chen Yulu menilai kebijakan yang ditempuh China bisa berupa relaksasi kebijakan terus-menerus. Dalam komite kebijakan moneter, diskusi selalu berkutat pada alat struktural baru, termasuk pelonggaran, kata Chen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper