Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Kredit Konsumsi di Sulsel Tumbuh 7,81%

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat kredit konsumsi di wilayah ini mengalami pertumbuhan 7,81% (yoy) atau meningkat dari Rp34,58 triliun pada Februari 2014 menjadi Rp37,27 triliun di Februari 2015, dengan pangsa terhadap total kredit sebesar 41,98%.
Bank Indonesia/Jibiphoto
Bank Indonesia/Jibiphoto

Bisnis.com, MAKASSAR-- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat kredit konsumsi di wilayah ini mengalami pertumbuhan 7,81% (yoy) atau meningkat dari Rp34,58 triliun pada Februari 2014 menjadi Rp37,27 triliun di Februari 2015, dengan pangsa terhadap total kredit sebesar 41,98%.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Causa Iman Karana mengatakan jika ditelusuri lebih lanjut, pertumbuhan tertinggi kredit konsumsi untuk rumah tangga adalah pada Kredit Multiguna, diikuti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), di mana masing-masing tumbuh 35,66% (yoy), 29,56% (yoy) dan 9,83% (yoy).

"Dilihat dari komposisinya, kredit konsumsi rumah tangga didominasi Kredit Multiguna (38,25%), diikuti KPR 33,15%, kredit lainnya 15,87%, KKB 12,55% dan kredit perlengkapan 0,18%," kata Iman, Selasa (31/3/2015).

Sementara itu, BI Perwakilan Provinsi Sulsel mengindikasikan pertumbuhan ekonomi wilayah ini pada triwulan I/2015 masih tetap kuat. Meski begitu, pertumbuhan triwulan I/2015 masih lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini dinilai wajar sesuai dengan pola historisnya.

"Beberapa komponen utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah adalah konsumsi, investasi dan ekspor," ujarnya.

Menurut Iman, konsumsi masyarakat Sulsel pada triwulan I/2015 diperkirakan masih akan tetap kuat, terindikasi dari optimisme Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR).

Dia juga menyebutkan, dalam survei konsumen menunjukkan bahwa IKK triwulan I/2015 masih berada dalam level optimistis, meskipun sedikit menurun dibandingkan triwulan IV/2014 sesuai dengan pola historisnya.

Namun demikian, pergerakan IKK selama triwulan I/2015, terjadi peningkatan level optimistis, di mana IKK pada Maret 2015 tercatat sebesar 122,58 atau meningkat dari Februari tahun ini 117,67. Peningkatan optimisme ini ditopang oleh penguatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dalam aspek penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

Sejalan dengan hasil survei konsumen, Survei Penjualan Eceran (SPE) menunjukkan adanya pertumbuhan secara bulanan 2,56% (mtm) maupun tahunan 4,10% (yoy).

"Secara bulanan, peningkatan IPR terutama terlihat pada kelompok suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya yang masing-masing tumbuh sebesar 8,67% (mtm), 5,3% (mtm) dan 4,8% (mtm)," sebutnya.

Peningkatan penjualan bahan konstruksi yang pada umumnya masih diimpor kata Iman, terkonfirmasi oleh impor barang-barang konstruksi dan benda-benda dari besi dan baja, serta suku cadang kendaraan yang meningkat secara tahunan sepankang Januari dan Februari 2015 masing-masing sebesar 9,57% (yoy), 19% (yoy) dan 270,65% (yoy).

Secara tahunan lanjutnya, peningkatan IPR tertinggi masih pada kelompok peralatan dan komunikasi, diikuti oleh kelompok barang lainnya dan kelompok barang budaya dan rekreasi yang masing-masing meningkat sebesar 14% (yoy), 4,8% (yoy) dan 4,5% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Wiwiek Dwi Endah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper