Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan laba bersih industri perbankan pada Februari 2015 hanya mencapai 4,2% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp18,067 triliun, dipicu kenaikan beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan bunga.
Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan beban bunga perbankan naik 31,98% menjadi Rp56,523 triliun. Sementara itu, pendapatan bunga tumbuh lebih rendah sebesar 24,29% menjadi Rp108,842 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih perbankan tumbuh mencapai Rp42,741 triliun atau tumbuh 10,7%. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih pada Januari 2015 sebesar 16,5% (yoy).
Perlambatan pendapatan bunga bersih juga tercermin dari tingkat net interest margin atau NIM sebesar 12 bps menjadi 4,06% secara tahunan. Bahkan, dalam sebulan, tingkat NIM tergerus 18 bps.
Berdasarkan kelompok bank, kelompok kantor cabang bank asing masih mencatat pertumbuhan laba tertinggi sebesar 33,28% menjadi Rp2 triliun. Perolehan laba ditopang dari pertumbuhan bunga bersih yang naik 25,34% dan pertumbuhan pendapatan nonbunga yang tumbuh 15,98%.
Selanjutnya, kelompok bank pembangunan daerah (BPD) mencatat pertumbuhan tertinggi setelah bank asing dengan raihan cuan sebesar Rp1,86 triliun atau tumbuh 19%. Adapun, kelompok persero tetap mencatat perolehan laba terbesar sebanyak Rp8,24 triliun. Namun, pertumbuha laba bank persero hanya 4,38%.
Sementara itu, perolehan laba bank swasta stagnan di angka Rp5,038 triliun, sedangkan
bank swasta non devisa dan bank campuran mencatat tren negatif. Laba bank swasta nondevisa turun 7,21% sedangkan bank campuran anjlok 39%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel