Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NIM Tergerus, Laba Perbankan Tumbuh di Bawah 5%

Pertumbuhan laba bersih industri perbankan pada Februari 2015 hanya mencapai 4,2% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp18,067 triliun, dipicu kenaikan beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan bunga.
 Bank Indonesia/Jibiphoto
Bank Indonesia/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan laba bersih industri perbankan pada Februari 2015 hanya mencapai 4,2% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp18,067 triliun, dipicu kenaikan beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan bunga.

Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan beban bunga perbankan naik 31,98% menjadi Rp56,523 triliun. Sementara itu, pendapatan bunga tumbuh lebih rendah sebesar 24,29% menjadi Rp108,842 triliun.

Alhasil, pendapatan bunga bersih perbankan tumbuh mencapai Rp42,741 triliun atau tumbuh 10,7%. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih pada Januari 2015 sebesar 16,5% (yoy).

Perlambatan pendapatan bunga bersih juga tercermin dari tingkat net interest margin atau NIM sebesar 12 bps menjadi 4,06% secara tahunan. Bahkan, dalam sebulan, tingkat NIM tergerus 18 bps.

Berdasarkan kelompok bank, kelompok kantor cabang bank asing masih mencatat pertumbuhan laba tertinggi sebesar 33,28% menjadi Rp2 triliun. Perolehan laba ditopang dari pertumbuhan bunga bersih yang naik 25,34% dan pertumbuhan pendapatan nonbunga yang tumbuh 15,98%.

Selanjutnya, kelompok bank pembangunan daerah (BPD) mencatat pertumbuhan tertinggi setelah bank asing dengan raihan cuan sebesar Rp1,86 triliun atau tumbuh 19%. Adapun, kelompok persero tetap mencatat perolehan laba terbesar sebanyak Rp8,24 triliun. Namun, pertumbuha laba bank persero hanya 4,38%.

Sementara itu, perolehan laba bank swasta stagnan di angka Rp5,038 triliun, sedangkan
bank swasta non devisa dan bank campuran mencatat tren negatif. Laba bank swasta nondevisa turun 7,21% sedangkan bank campuran anjlok 39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper