Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Program Laku Pandai Dorong Pergeseran Ekspansi Perbankan ke Luar Jawa

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan dalam 5 hingga 10 tahun ke depan ekspansi perbankan akan mulai bergeser ke luar Jawa berkat layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif atau laku pandai.
Dalam 5-10 tahun ke depan ekspansi perbankan mulai bergeser ke luar Jawa /ilustrasi
Dalam 5-10 tahun ke depan ekspansi perbankan mulai bergeser ke luar Jawa /ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan dalam 5 hingga 10 tahun ke depan ekspansi perbankan akan mulai bergeser ke luar Jawa berkat layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif atau laku pandai.

Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan selama ini industri jasa keuangan lebih terkonsentrasi di Jawa. Sementara itu, akses masyarakat terhadap jasa keuangan di wilayah lain seperti kawasan Indonesia Timur terbatas.

"Makanya kami meluncurkan branchless banking pertama di Papua, saya lihat itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/4).

Dia menambahkan, pemerataan ekspansi perbankan ke luar Jawa akan ditopang oleh teknologi selular agar lebih efisien melalui agen laku pandai. Alhasil, potensi-potensi ekonomi yang ada di wilayah yang selama ini belum terjangkau jasa perbankan bisa berkembang seiring kehadiran layanan perbankan melalui agen laku pandai.

Berdasarkan data statistik perbankan OJK, distribusi penyaluran kredit perbankan masih timpang antara Jawa dengan luar Jawa. Bahkan, sebanyak Rp1.795,315 triliun atau 48,97% total kredit perbankan disalurkan dI Provinsi DKI Jakarta. Adapun, lima provinsi lain di Jawa mencatat porsi penyaluran kredit sebesar 26%.

Sementara itu, penyaluran kredit di Sulawesi, Papua, dan Maluku hanya Rp179,037 triliun atau 4,88% dari total kredit. Adapun, porsi kredit di Sumatera, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara masing-masing mencapai 11,97%, 4,11%, dan 2,67%.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), DKI Jakarta juga menyumbang porsi paling banyak sebesar 52% terhadap total DPK perbankan yang mencapai Rp4.151,448 triliun. Adapun, lima provinsi lainnya di Jawa memiliki pangsa DPK sebesar 25,64%.

Penghimpunan DPK di luar Jawa paling besar tercatat di Sumatera dengan pangsa DPK 10,94%. Sementara itu, pangsa DPK di Kalimantan dan Bali-Nusa Tenggara masing-masing 4,29% dan 2,57. Adapun, di Sulawesi,Papua,dan Maluku pangsa DPK mencapai 4,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper