Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Bidik Pertumbuhan Laba 10%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga akhir 2015, lebih tinggi dari pencapaian sepanjang kuartal I 2015 yang hanya bertumbuh 3,5%.nn
Bank BRI. /bri
Bank BRI. /bri

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga akhir 2015, lebih tinggi dari pencapaian sepanjang kuartal I 2015 yang hanya bertumbuh 3,5%.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, mengatakan pertumbuhan laba akan ditopang oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan fee. "Harapan kami bisa bertumbuh 10%," ujarnya seperti dikutip Harian Bisnis Indonesia, Sabtu (2/5/2015).

Adapun, per Maret 2015, secara konsolidasi laba BRI tumbuh 3,5% menjadi Rp6,1 triliun. Pertumbuhan yang terbatas ini dipicu oleh pertumbuhan bunga bersih yang hanya mencapai 8,7% menjadi Rp13,49 triliun.

Namun, Haru menekankan, pendapatan bunga bersih akan terus menanjak seiring ekspansi kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada kuartal I 2015. Dia menyebut, ekspansi kredit hingga akhir tahun ditargetkan mencapai 15%-17% sedangkan dan pihak ketiga (DPK) diestimasi tumbuh 13%-15%.

Haru mengatakan kombinasi pertumbuhan pinjaman dan dana itu akan menaikkan loan to deposit ratio (LDR) ke level 86% dari posisi Maret 2015 yang mencapai 80,47%.

Asmawi Syam, Direktur Utama BRI, menambahkan dalam tiga kuartal ke depan BRI akan mengalihkan penghimpunan dana dari deposito ke tabungan dan giro. "Kami akan ganti dana mahal menjadi dana murah ," tukasnya.

Sumber dana murah tersebut menuru Asmawi akan didapat dari penghimpunan melalui agen branchless banking perseroan yang hingga akhir tahun diharapkan mencapai 50.000 agen.

Per Maret 2015, jumlah deposito BRI mengalami kenaikan 42% sedangkan tabungan dan giro naik 12,2%. Ini menyebabkan margin bunga bersih (NIM) BRI tergerus 149 basis poin menjadi 7,57%.

Asmawi mengatakan peningkatan sumber dana murah akan menaikkan NIM perseroan ke level 8% di akhir tahun nanti. "Kami harapkan ada rebound di kuartal II, kalau cost of fund turun, automatically laba akan tumbuh," jelasnya.

Menurut Asmawi, momentum pertumbuhan kredit pada kuartal II akan dipengaruhi oleh belanja pemerintah. Dia optimistis jika belanja pemerintah akan mendorong laju ekonomi di sektor riil.

Bagi BRI, belanja pemerintah akan mendorong pertumbuhan kredit untuk badan usaha milik negara (BUMN) dan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : BRI

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper