Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASURANSI SYARIAH: Industri Harapkan Stimulus Keringanan Uang Muka

Kalangan pengusaha yang menjalankan bisnis asuransi syariah mengharapkan regulator segera mengubah kebijakan uang muka untuk kredit rumah dan kendaraan agar industri syariah kembali tumbuh.
Pelaku industri asuransi syariah mengharapkan regulator segera mengubah kebijakan uang muka kredit perumahan dan kendaraan/ilustrasi
Pelaku industri asuransi syariah mengharapkan regulator segera mengubah kebijakan uang muka kredit perumahan dan kendaraan/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Kalangan pengusaha asuransi syariah mengharapkan regulator segera mengubah kebijakan uang muka untuk kredit rumah dan kendaraan agar industri syariah kembali tumbuh.

Marianty N. Santoso, Sekretaris Perusahaan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (Abda) menjelaskan perusahaannya melakukan evaluasi dan konsolidasi unit usaha syariah (UUS) tahun ini.

Semenjak di luncurkan pada akhir 2013 lalu bisnis ini tidak berkembang sesuai harapan. Perusahaan akan menyetop pelayanan asuransi syariah. Ia menilai kebijakan otoritas yang menarik dukungannya pada bisnis syariah terutama untuk kredit kendaraan dan uang muka kepemilikan rumah berdampak besar pada asuransi syariah yang banyak mengandalkan produk retail. Akibatnya bisnis menjadi stagnan.

"Setelah kita masuk, otoritas mengubah kebijakan uang muka produk syariah. Akibatnya tidak berkembang. Tahun ini kita akan stop dulu penerimaan premi baru," jelas Marianty kepada Bisnis di Jakarta seperti dikutip Selasa (5/5/2015).

Walau menghentikan premi baru, perusahaan belum akan mengembalikan izin usahanya kepada otoritas. Unit yang ada diarahkan untuk mengelola premi yang ada hingga berakhir hingga ada keberpihakan baru dari otoritas untuk keuangan syariah.

"UUS kita juga tidak terlalu besar sumbangan preminya, kira-kira Rp1 miliar. Sedangkan investasi untuk unit syariah sangat besar karena butuh tenaga khusus," ujarnya lebih lanjut.

Wiyono Sutioso, Wakil Presiden Direktur Allianz Utama Indonesiamenjelaskan asuransi syariah memiliki tantangan tersendiri. Selain kebutuhan tenaga kerja dengan keterampilan khusus juga diperlukan edukasi agar pasar syariah semakin berkembang. Allianz sendiri telah memasuki unit syariah semenjak tahun 2006.

"Saat ini pemasaran [Allianz Syariah] terpusat, jika ada yang minta [agent atau broker] kita layani," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper