Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlambatan Industri & Ekspor Pukul Pertumbuhan Ekonomi Sumut

Perlambatan pertumbuhan produksi industri manufaktur dan kinerja ekspor Sumatra Utara pada awal tahun ini memukul pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 hanya 4,78% year on year.
Aktivitas bongkar muat petikemas di terminal petikemas Jakarta International Cointainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/3/2015)./Antara-Wahyu Putro A
Aktivitas bongkar muat petikemas di terminal petikemas Jakarta International Cointainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/3/2015)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, MEDAN—Perlambatan pertumbuhan produksi industri manufaktur dan kinerja ekspor Sumatra Utara pada awal tahun ini memukul pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 hanya 4,78% year on year.

Secara nominal, PDRB Sumut pada kuartal I/2015 atas dasar harga berlaku mencapai Rp138,01 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp108,22 triliun.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumut Ateng Hartono menyebutkan jika dilihat tren year on year kuartal I, maka pertumbuhan ekonomi Sumut terus menurun.

"Selama 3 tahun terakhir terus menurun, seperti pada 2013 6,59%, kemudian pada 2014 5,24%, sekarang hanya tumbuh 4,78%. Perlu kerja keras sekali untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Sumut," tutur Ateng, Selasa (5/5/2015).

Lebih lanjut, Ateng memerinci, kinerja ekspor Sumut per Maret 2015 menurun 23,39% atau hanya US$1,83 miliar dari kuartal I/2014 US$2,39 miliar. Adapun, penurunan nilai ekspor dialami oleh hampir semua sektor yakni pertanian, industri, pertambangan dan penggalian, serta minyak dan gas.

Selain itu, pertumbuhan produksi industri juga merosot. BPS Sumut mencatat, pertumbuhan melorot 1,26% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan produksi terbesar dialami oleh industri bahan kimia dan bahan dari kimia yakni 20,41%. Selanjutnya, penurunan produksi juga dialami oleh industri logam dasar 14,97%, karet dan barang dari karet serta plastik 8,99%, kertas dan barang dari kertas 3,4% serta minuman 3,33%.

"Oleh karena itu, jika dilihat laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha, industri pengolahan melambat 0,02%. Untuk ekspor, dua komoditas andalan Sumut juga terus menurun yakni CPO dan karet. Semua ini sangat memengaruhi," tambah Ateng.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Sumut pada awal tahun ini masih ditopang pertumbuhan berbagai lapangan usaha. Pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 12,25% atau Rp1,42 triliun dari Rp1,32 triliun. Selanjutnya, ada pertumbuhan sektor pengadaan air 9,7% dan penyediaan akomodasi dan makan minum 9,21%.

Adapun, struktur perekonomian Sumut masih didominasi tiga sektor yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan 23,26% atau Rp28,02 triliun, industri pengolahan 19,37% atau Rp19,97 triliun, dan perdagangan besar eceran serta reparasi mobil sepeda motor 17,58% atau Rp19,38 triliun.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi masih ditopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,91%, diikuti oleh kosumsi pemerintah yang tumbuh 4,28%, dan pembentukan modal tetap domestik bruto 3,23%

"Struktur ekonomi Sumut berdasarkan pengeluaran tidak mengalami perubahan," kata Ateng.

Sekretaris Apindo Sumut Laksamana Adyaksa menilai, perekonomian Sumut pada saat ini memang masih ditopang oleh konsumsi. Apalagi, menjelang puasa dan Lebaran, konsumsi rumah tangga akan meningkat. Namun, berdasarkan lapangan usaha, dia meramalkan belum ada perubaha berarti.

"Kami sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015. Kami yakin kondisi ini masih berlanjut pada kuartal II/2015. Industri masih kesulitan, apalagi bergantung pada harga komoditas yang fluktuatif. Dunia usaha Sumut sedang lesu," tuturnya.

Kendati begitu, pengamat ekonomi IAIN Sumut Gunawan Benjamin mengatakan perekonomian Sumut masih memiliki harapan dengan derasnya arus investasi khususnya infrastruktur kelistrikan.

Jika realisasi pembangunan infrastruktur dan ketersediaan energi di Sumut dapat diakses dalam waktu dekat, Gunawan berharap Pemprov Sumut dapat memacu realisasi berbagai investasi tersebut.

"Selain itu Sumut memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dioptimalkan. Sayang, kita masih menguasai hulu, tapi lemah di hilir, sehingga pertumbuhan masih mengandalkan konsumsi dan ekspor. Ini mengecewakan," pungkas Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper