Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Cepat Kendalikan Inflasi

Percepatan pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia bisa mempercepat upaya pengendalian inflasi, agar sesuai target yang telah ditetapkan.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo, seusai rapat membahas perkembangan ekonomi, di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (6/5/2015)./JIBI-Akhirul Anwar
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo, seusai rapat membahas perkembangan ekonomi, di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (6/5/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA-- Percepatan pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia bisa mempercepat upaya pengendalian inflasi, agar sesuai target yang telah ditetapkan.

Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, mengatakan tim pengendali inflasi daerah sangat berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi arahan terkait percepatan pembangunan infrastruktur.

Pasalnya, ketersediaan infrastruktur dapat memperlancar arus distribusi barang dan jasa, sehingga tidak terjadi kelangkaan.

“Ketika kami mendengar pembangunan Merak Bakauheni, jalan tol Trans-Sumatra, pembangunan 1 juta rumah, pembangkit listrik, kami sangat mendukung karena dapat meningkatkan daya saing Indonesia,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Agus menuturkan, selama pangan tak tersedia, jalan rusak, dan spekulan, menjadi penyebabnya melonjaknya inflasi di beberapa daerah. Hal tersebut ditambah dengan terlambatnya operasi pasar, irigasi dan bendungan yang belum memadai, serta buruknya komunikasi antara pusat dengan daerah.

Pendapatan Warga

Menurutnya, inflasi yang terjaga dapat melindungi pendapatan masyarakat, karena harga barang tidak naik. Indonesia pun semakin kompetitif, karena memiliki stabilitas yang lebih baik untuk investasi.

“Kalau inflasi terus meningkat, pengusaha kesulitan menetapkan harga, sedangkan kalau inflasi terjaga kan membuat pengusaha dapat menetapkan harga yang lebih baik,” ujar Agus.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, indeks harga konsumen pada April 2015 naik 0,36% dibandingkan bulan sebelumnya, atau naik 6,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kelompok volatile food masih tercatat mengalami deflasi hingga 0,91% dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan dengan deflasi yang terjadi pada Maret 2015 yang mencapai 0,83 dari bulan sebelumnya.

Beras dan aneka cabai menjadi penyumbang terbesar pda deflasi yang terjadi sepanjang April 2015. Hal itu didorong dengan panen raya yang terjadi di sejumlah wilayah yang menjadi lumbung padi nasional.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper