Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asing Dominasi Surat Utang, Menkeu: Indonesia Rentan Terpaan Ekonomi Global

Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki asing memiliki porsi yang sangat besar di Indonesia. Hal itulah yang membuat Indonesia sangat rentan terkena terpaan ekonomi global.

Bisnis.com, JAKARTA - Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki asing memiliki porsi yang sangat besar di Indonesia. Hal itulah yang membuat Indonesia sangat rentan terkena terpaan ekonomi global.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menginginkan nantinya investor dan masyarakat Indonesia membeli surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Di beberapa negara seperti Jepang, kepemilikan investor dalam negeri sangat besar di surat utang pemerintah sehingga berdampak pada ketahanan akan gejolak ekonomi global.

"Utang akan lebih aman kalau negara utang sama masyarakatnya sendiri. Di sini minat masyarakat membeli surat utang masih minim saat ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Dia menceritakan saat berkunjung ke Bank Pos Jepang beberapa waktu lalu yang merupakan bank terbesar di Jepang.

Dirinya sangat terkejut dengan total aset yang dimiliki Bank Pos Jepang mencapai tiga kali Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Padahal, PBD Indonesia pada 2014 senilai Rp 10.542,7 triliun.

Jepang saat memiliki debt to GDP ratio 200% tidak khawatir karena negeri Matahari Terbit itu berutang kepada rakyatnya sendiri.

"Dia punya aset begitu besar karena bisa menjaring investor domestik. Hanya 9% utang ke asing, selebihnya utang pada masyarakatnya sendiri," kata Bambang.

Menurutnya, kalau Indonesia bisa menjaring investor dalam negeri maka mendapatkan solusi untuk dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian negara.

"Kalau kita sudah seperti Jepang, malah kami lebih nyaman untuk berutang dari masyarakatnya," ucapnya.

Bambang menambahkan masyarakat Indonesia harus mau diajak berpartisipasi dalam pengumpulan dana untuk pembangunan, yakni dengan membayar pajak dan membeli surat utang.

"Dengan membeli surat utang, masyarakat bisa terus memperoleh imbal hasil dan negara juga untung karena dapat dana segar. Masyarakat Indonesia masih banyak yang menaruh dananya di luar negeri," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper