Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Lesu, NPL Kredit Transportasi Meningkat

Kalangan bankir menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar rupiah mendorong peningkatan kredit bermasalah di sektor transportasi.nn
Angkutan Umum di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (28/1/2015)/JIBI-Rahmatullah
Angkutan Umum di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (28/1/2015)/JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan bankir menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar rupiah mendorong peningkatan kredit bermasalah di sektor transportasi.

Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, rasio kredit bermasalah di sektor transporasi mencapai 3,57% dari total oustanding Rp170,198 triliun per Maret 2015. Tingkat NPL tersebut mengalami kenaikan 119 basis poin dibandingkan dengan posisi Maret 2104.

Bisnis.com mencatat, NPL di sektor transportasi mulai meningkat sejak 2013. Di tahun itu, NPL di sektor transportasi mencapai 1,96%. Setahun kemudian, rasio NPL naik 125 basis poin menjadi 3,21%.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk menilai kenaikan NPL di beberapa sektor, termasuk transportasi tidak hanya didorong oleh pelemahan ekonomi. "Tapi juga didorong oleh kondisi sektoral dan global," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (19/5/2015).

Dia menambahkan kenaikan NPL menurutnya juga dipicu oleh fluktuasi nilai tukar dan kenaikan biaya produksi. Parwati mengatakan, salah satu penyumbang kenaikan NPL perseroan juga berasal dari sektor ini.

Per Maret 2015, NPL OCBC NISP naik 60 bps menjadi 1,4%. Adapun total outstanding kredit naik 10% menjadi Rp69,97 triliun.

Senada, PT Bank Central Asia Tbk juga mencatat penurunan kualitas aset kredit di sektor transportasi. "Kami mengalami penurunan kualitas dari sektor angkutan laut," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.

Jahja mengatakan, sektor transportasi terpukul oleh penurunan bisnis pertambangan. Sektor pertambangan, terutama batu bara mengalami tekanan sejak tren harga batu bara mengalami pelemahan sejak 2 tahun silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper