Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Berpeluang Naik Tahun Ini

Kalangan bankir memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia masih memiliki peluang kenaikan pada tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan bankir memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia masih memiliki peluang kenaikan pada tahun ini.

Financial Services Partner PricewaterhouseCoopers Indonesia Jusuf Wibisana mengatakan dari hasil survei yang mewakili 76% aset perbankan nasional, menunjukkan kalangan perbankan melihat ada peluang kenaikan sebesar 25 hingga 50 basis poin (bps) bagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) untuk kembali naik.

“Sebagai dampaknya, akan ada perlambatan pertumbuhan kredit, pemburukan kualitas kredit, dan penurunan profit sebagai dampak dari situasi tingginya suku bunga tersebut,” ujar Jusuf di Jakarta, Selasa (19/5).

Dengan proyeksi kenaikan BI Rate tersebut, kata Jusuf, sepanjang tahun ini risiko kredit bakal menjadi tantangan utama.

Sebab, para bankir menilai kondisi tingginya suku bunga, pelemahan nilai tukar rupiah, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sulit dijaga di posisi saat ini.

“Mayoritas bankir percaya langkah peningkatan pengawasan dan penyetujuan proses kredit, serta pembatasan penyaluran kredit ke industri tertentu menjadi kunci utama manajemen risiko kredit,” ujar Jusuf.

Jusuf memproyeksikan hingga akhir tahun nanti, NPL di industri perbankan akan berkisar di posisi 2%-2,5%. Meski akan menunjukkan peningkatan, tapi Jusuf menuturkan kalangan perbankan meyakini NPL masih dalam posisi yang terjaga.

Adapun, dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga Maret 2015, penyaluran kredit hanya tumbuh 11,27% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp3.679,87 triliun.

Namun, rasio kredit bermasalah industri ini naik lebih agresif sebesar 33,78% y-o-y  menjadi Rp88,4 triliun pada kuartal I/2015.

Dengan posisi tersebut, NPL bank umum tercatat telah menyentuh posisi 2,4% atau naik dari 1,99% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

SPI merekam kredit investasi menjadi segmen dengan kenaikan NPL terbesar yakni sebesar 56,93% secara year on year (y-o-y) pada kuartal I/2015.

Kemudian, menyusul kredit modal kerja dan konsumsi yang masing-masing naik 29,71% y-o-y dan 19,16% y-o-y.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper