Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Belanja Pemerintah Masih Mengecewakan

Performa pemerintah dalam melakukan penyerapan anggaran tidak kunjung membaik. Per 15 Mei 2015 atau persis paruh pertama kuartal kedua, pemerintah hanya mampu merealisasi belanja negara sebesar Rp173,4 triliun atau 47,23% dari pencapaian kuartal pertama 2015.
Sejumlah pengamat ekonomi mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia yakni pada kuartal I/2015 sebesar 4,7% atau melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2014 sebesar 5,1% dinilai sangat mengkhawatirkan sehingga pemerintah harus segera bertindak untuk memulihkan perekonomian misalnya upaya menekan inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan./Antara
Sejumlah pengamat ekonomi mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia yakni pada kuartal I/2015 sebesar 4,7% atau melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2014 sebesar 5,1% dinilai sangat mengkhawatirkan sehingga pemerintah harus segera bertindak untuk memulihkan perekonomian misalnya upaya menekan inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Performa pemerintah dalam melakukan penyerapan anggaran tidak kunjung membaik. Per 15 Mei 2015 atau persis paruh pertama kuartal kedua, pemerintah hanya mampu merealisasi belanja negara sebesar Rp173,4 triliun atau 47,23% dari pencapaian kuartal pertama 2015.

Secara total, sepanjang 2015 belanja negara yang digadang-gadang menjadi tumpuan perekonomian tercatat hanya sebesar Rp540,5 triliun setara 27,2% dari pagu APBN Perubahan 2015 sebesar Rp1.984,1 triliun, naik tipis ketimbang realisasi tahun sebelumnya yang hanya 26,5% dari pagu APBNP 2014.

Kementerian Keuangan mencatat penyerapan belanja pemerintah pusat masih belum menunjukkan tanda perbaikan, hanya Rp302,8 triliun atau 22,9% dari pagu. Dorongan belanja datang dari transfer ke daerah dan dana desa yang sudah mencapai Rp237,8 triliun.

Rendahnya capaian pemerintah pusat kian terlihat jelas karena penyerapan anggaran kementerian/lembaga yang menjadi jendral belanja modal pemerintah hanya 16,3% setara Rp129,5 triliun dari pagu Rp795,5 triliun.

Dari angka tersebut, belanja modal--komponen pengeluaran pemerintah yang memiliki daya dorong paling besar terhadap pertumbuhan PDB--hanya mampu diserap Rp10,2 triliun atau 7,8%. Belanja pegawai terekam menembus Rp57,4 triliun, bansos Rp32,8 triliun dan sisanya belanja barang.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menjanjikan memperbaiki penyerapan karena posisi per 20 Mei 2015, pemerintah telah menyelesaikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sampai 95%.

Dia menuturkan belanja modal, khususnya infrastruktur, memang belum terserap banyak karena pemerintah tidak memberikan pembayaran secara lunas di awal. "Penyerapan infrastruktur disesuaikan kemajuan fisik. Kalau ada proyek tidak mungkin dikasih 100% di awal ke kontraktor, ya uang muka dulu," tuturnya, Kamis (21/5/2015).

Namun demikian, performa belanja tahun ini masih lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada 2014, pemerintah sudah mampu merealisasikan belanja modal sebesar Rp16,7 triliun.

Adapun, Bambang berulangkali mengatakan persoalan yang meliputi rendahnya penyerapan belanja modal pemerintah kali ini karena disebabkan oleh perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga.

Berdasarkan informasi terbaru, Bambang menuturkan belanja negara per 20 Mei 2015 berada dalam posisi Rp548,7 triliun atau 27,7% dari pagu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper