Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

THE FED: Kenaikan Suku Bunga Akan Picu Volatilitas Pasar Keuangan Global

Momentum kenaikan suku bunga AS dipastikan akan memicu volatilitas pasar finansial global, meski takkan menimbulkan guncangan hebat bagi emerging market.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, TEL AVIV—Momentum kenaikan suku bunga AS dipastikan akan memicu volatilitas pasar finansial global, meski takkan menimbulkan guncangan hebat bagi emerging market.

‎Wakil Gubernur Federal Reserve (the Fed) Stanley Fischer mengatakan, apapun kebijakan the Fed pasti berpengaruh pada perekonomian internasional.

"Baik normalisasi maupun pelonggaran akan berdampak, tetapi saya menilai pasar negara berkembang masih bisa mengatasinya," katanya di sela-sela kunjungannya di Tel Aviv, seperti dilansir dari Reuters Rabu (27/5/2015).

Pekan lalu, Gubernur the Fed Janet Yellen mengisyaratkan otoritas moneter Amerika Serikat itu akan menaikkan suku bunga acuannya atau Fed funds rate tahun ini kendati perekonomian sepanjang kuartal I/2015 terkontraksi.

Hampir satu dekade terakhir, the Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 0% demi mengerek pertumbuhan yang ambruk pascakrisis finansial global.

Meski tak menyebutkan kerangka waktu kenaikan suku bunga, Fishcer menuturkan bahwa pengetatan dosis moneter dipastikan sudah kian dekat.‎ "Pasar seharusnya takkan terlalu terkejut tentang waktu dan laju normalisasi kebijakan moneter AS," tuturnya.

Dia mengatakan sebelum mulai mengetatkan dosis suku bunga, the Fed ingin memastikan perekonomian siap menghadapinya dengan berpaku pada setidaknya dua indikator, yakni situasi ketenagakerjaan dan inflasi yang ditargetkan berkisar 2% dalam jangka waktu menengah.

Fischer menambahkan, bagaimanapun otoritas global harus bersiap menghadapi reaksi aliran dana pasar keuangan yang otomatis meningkatkan volatilitas pasar. "Beberapa negara yang lebih rentan mungkin menghadapi efek lebih besar pula," ungkapnya.

Untuk menekan dampak buruk tersebut, the Fed berjanji akan berupaya mengkomunikasikan sejelas mungkin pandangannya terutama terkait kebijakan moneter yang diambil.

Lebih lanjut dia menjabarkan the Fed bisa saja mengurangi laju normalisasinya jika pertumbuhan ekonomi global terkontraksi lebih tajam dari proyeksi awal. ‎Pasalnya, the Fed juga ingin memastikan normalisasi kebijakannya tak memperburuk situasi negara lain.

"Kami ingin memastikan bahwa institusi finansial baik dari AS dan negara lain siap menghadapi normalisasi dengan iklim suku bunga yang lebih tinggi," imbuh Fischer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper