Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Nagari Prioritaskan Segmen Ritel dan UMKM

Bank Nagari menyasar penyaluran kredit ritel dan UMKM hingga 95% dari total kredit perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan laba.
Bank Nagari./JIBI
Bank Nagari./JIBI

Bisnis.com, PADANG — Bank Nagari menyasar penyaluran kredit ritel dan UMKM hingga 95% dari total kredit perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan laba.

Direktur Pemasaran Bank Nagari (PT BPD Sumatra Barat) Indra Wediana mengatakan perseroan mengambil kebijakan menyalurkn kredit ke sektor ritel, serta menghimpun dana murah dari giro dan tabungan untuk mengerek laba.
“Strateginya mengurangi beban bunga agar pendapatan laba meningkat. Makanya bunga deposito diturunkan,” katanya, Rabu (27/5/2015).
Selain itu, imbuhnya, penyaluran kredit difokuskan ke sektor ritel dan UMKM dengan memprioritaskan kredit investasi dan modal kerja. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Sumbar yang merupakan basis nasabah Bank Nagari ditopang sektor UMKM.
Laporan Keuangan Bank Nagari per Maret 2015 mencatatkan kredit bank tersebut tumbuh 12,03% atau Rp12,65 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,29 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,66% dari Rp12,89 triliun menjadi Rp14,78 triliun. Kinerja penghimpunan DPK itu terbantu karena peningkatkan pertumbuhan giro yang mencapai 57,90%.
“Kami memang berkomitmen menekan komposisi deposito, karena beban bunga tinggi menyebabkan NIM [net interest margin/ pendapatan bunga bersih] kecil,” ujarnya.    
Di kuartal pertama tahun ini, deposito Bank Nagari hanya tumbuh 0,6% dari Rp7,25 triliun menjadi Rp7,29 triliun. Sedangkan giro meningkat dari Rp2,84 triliun menjadi Rp4,48 triliun, dan tabungan tumbuh 7,11% dari Rp2,80 triliun menjadi Rp3 triliun.
Saat ini, manajemen perseroan menetapkan bunga deposito untuk special rate hanya 9% sampai 9,5%. Kebijakan itu bertujuan menjaga agar jumlah deposito tidak lebih 60% dari komposisi DPK.
Adapun, pertumbuhan kredit dan DPK ikut mengerek kinerja aset yang mengalami peningkatan Rp19,38 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp17,06 triliun atau tumbuh 13,60%.
Sementara itu, bank milik pemda Sumbar itu hanya membukukan laba Rp74 miliar di kuartal pertama tahun ini. Kecilnya laba disebabkan bank masih harus mengeluarkan beban bunga akibat peningkatan deposito tahun lalu.
Indra meyakini, prioritas perseroan ke sektor ritel akan meningkatkan pendapatan laba yang ditargetkan mencapai Rp312 miliar tahun ini.
Meski menyasar segmen ritel dan UMKM sebagai basis pembiayaan, rasio kredit macet atau (nonperforming loan/NPL) masih 2,79%. Tingkat kecukupan modal bank atau (capital adequacy ratio/CAR) 16,27%, dan rasio intermediasi bank atau (loan to deposit ratio/LDR) 90,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper