Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produktivitas Indonesia Rendah, Tapi Konsumerisme Tinggi: Ini Penyebabnya Versi Hary Tanoe

Meski mayoritas penduduknya beusia produktif, Indonesia malah rendah dari aspek produktivitas dan sebaliknya tingkat konsumerismenya melambung tinggi sehingga Indonesia jadi negara konsumen.
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo

Bisnis.com, SURABAYA -- Meski mayoritas penduduknya beusia produktif, Indonesia malah rendah dari aspek produktivitas dan sebaliknya tingkat konsumerismenya melambung tinggi sehingga Indonesia jadi "negara konsumen".

Pengusaha nasional, Hary Tanoesoedibjo membeberkan beberapa faktor penyebab Indonesia menjadi "negara konsumen".

"Modal Indonesia itu besar karena mayoritas warganya berusia produktif, tapi stamina bagus itu tidak membuat bangsa lebih produktif," kata CEO Media Nusantara Citra (MNC) Grup itu di Surabaya, Kamis (28/5/2015).

Dalam kuliah umum kewirausahaan dan kebangsaan bertajuk "Membangun Ekonomi Indonesia Menghadapi Persaingan Ekonomi Global" di Auditorium Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Hary Tanoesoedibjo (HT) menyebut sejumlah faktor penyebab konsumerisme dan rendahnya produktivitas.

"Ada banyak masalah yang kita hadapi, di antaranya hanya 9 persen masyarakat yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Ini membuat keberadaan mayoritas warga dengan stamina bagus (usia produktif) itu tidak mendukung karena belum didukung intelektualitas," katanya.

Masalah lain, tidak seimbangnya lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja. Banyak perusahaan tutup. "Pertumbuhan ekonomi 5 persen itu tidak optimal, apalagi pertumbuhan (Indonesia) sekarang terkonsentrasi pada masyarakat atas sehingga ada kesenjangan ekonomi tinggi," katanya.

"Masalah lain lagi, banyak elemen masyarakat kesulitan mendapatkan permodalan. Banyak masyarakat ketinggalan dari sisi ekonomi, nelayan, petani. Celakanya, tidak ada generasi muda mau menjadi petani untuk memperbaiki citra mereka," katanya.

Menurut Ketua Umum DPP Perindo itu, masalah-masalah tersebut menyebabkan Indonesia tidak maju. "Masyarakat kita yang jadi pengusaha itu di bawah 2 persen. Untuk bisa maju harus lebih, paling tidak harus 4-6 persen," katanya.

Pemilik jaringan perusahaan dengan 30 ribu lebih karyawan ini mengajak mahasiswa Unitomo untuk terjun di bidang kewirausahaan. Pada kesempatan itu ia memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi dan ingin menjadi pengusaha.

"Saya bukan propaganda di sini. Indonesia kaya, Indonesia memiliki kekayaan (alam) yang tidak dimiliki negara lain. Daratan luas, lautan luas. Lihat di peta. Tapi sekarang beras impor, gula impor, kedelai impor, cabe impor," katanya memberi motivasi mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Bachrul Amiq mengaku bangga HT datang untuk kedua kalinya ke kampus yang dipimpinnya.

"Pak Hary Tanoe datang untuk sharing pengalaman. Mahasiswa itu tidak cukup jika belajar teori saja, berada di ruang kuliah, mendapat cekokan materi dari dosen. Mahasiswa harus bersinggungan dengan dunia nyata, tokoh sukses, seperti Pak Hary Tanoe," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper