Bisnis.com, JAKARTA -- Rencana bank milik pemerintah untuk menggabungkan mesin automated teller machine (ATM) diestimasi akan rampung dalam dua bulan ke depan. Operasional akan berjalan setelah masing-masing bank sepakat merampungkan aspek teknis.
Joseph Georgino Godong, SEVP Chief Information Technology Office PT Bank Mandiri (Persero) tbk, mengatakan pembahasan aspek teknis diestimasi rampung dalam dua bulan mendatang. "Most probably dalam dua bulan ke depan bisa kok," katanya seperti dikutip Harian Bisnis Indonesia, Kamis (28/5/2015).
Dia mengingatkan, bank milik pemerintah, yakni Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sudah melakukan sinergi jaringan elektronik melalui jaringan ATM "Link" besutan PT Sigma Cipta Caraka, anak usaha PT Telkom Tbk.
Namun, konsolidasi yang tengah disiapkan menurut Joseph juga akan mencakup pengelolaan bersama dan penempatan ulang mesin-mesin ATM milik empat bank. Dengan kata lain, mesin-mesin ATM yang berdekatan dalam satu lokasi akan dikurangi.
Menurut Joseph, penggabungan mesin ATM akan meningkatkan efisiensi bank karena biaya investasi untuk pengadaan maupun operasonal mesin ATM akan ditanggung bersama.
Secara umum, per Maret 2015 total belanja modal Bank Mandiri untuk kebutuhan teknologi informasi dan telekomunikasi mencapai Rp393 miliar atau tumbuh 19%. Adapun, per Desember 2014 mencapai Rp1,5 triliun.
Selain meningkatkan efisiensi, Joseph menyebut penggabungan mesin ATM akan memperbesar kapasitas bank dalam menjangkau masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Tanpa penggabungan ATM, Joseph mengestimasi Bank Mandiri baru bisa menjangkau seluruh wilayah Nusantara dalam lima tahun depan. "Kalau kami kerjasama, mungkin dua tahun sudah kekejar kebutuhannya," kata Joseph.
Sejauh ini belum diketahui apakah penggabungan mesin ATM merupakan awal integrasi bank pelat merah seperti pernah diwacanakaan beberapa waktu lalu, atau malah alternatif atau jalan tengah dari rencana semula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
