Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Era Baru, Bank Harus Tingkatkan Kualitas Manajemen Risiko

Industri perbankan Tanah Air diminta untuk meningkatkan kualitas risk management dalam menghadapi era baru perbankan nasional.
Ilustrasi/forbes.com
Ilustrasi/forbes.com

Bisnis.com, JAKARTA--Industri perbankan Tanah Air diminta untuk meningkatkan kualitas risk management dalam menghadapi era baru perbankan nasional. 

Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini mengatakan saat ini perbankan nasional menuju era baru di mana bank-bank yang pada awalnya bergantung pada kantor cabang untuk menjalankan bisnisnya, akan beralih ke layanan keuangan tanpa kantor atau branchless banking.

Menurutnya, di samping ada manfaat positif yang dapat diambil, terdapat pula risiko yang harus diwaspadai oleh industri perbankan. 

"Kita sebagai bankir harus paham dengan adanya perubahan, pasti ada risiko di dalamnya selain ada kesempatan positif. Karena itu, para bankir perlu meningkatkan kompetensi risk management terhadap program baru," tuturnya di Jakarta, baru-baru ini. 

Zulkifli menjelaskan dengan adanya program branchless banking yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank-bank yang ikut dalam program ini harus memitigasi risiko dengan baik karena penerimaan dalam program branchless banking melalui agen. 

Selain untuk mewaspadai kemungkinan risiko yang mungkin timbul dari program baru, peningkatan kualitas risk management juga diperlukan untuk dapat menangkap potensi dengan sebaik-baiknya. 

"Penduduk Indonesia baru 50% yang memiliki account bank, dengan branchless banking bisa naik hingga 60% sampai 70%. Itu kesempatan yang luar biasa apabila bank-bank dapat memitigasi risiko sebaik-baiknya," tutur Zulkifli. 

Selain untuk menghadapi era baru, peningkatan kualitas risk management perbankan juga diperlukan untuk menghadapi situasi ekonomi nasional yang saat ini mengalami perlambatan. Sebelumnya, Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Anggito Abimanyu mengatakan nilai kredit perbankan dengan spending pemerintah hampir sama. 

Sehingga, apabila spending government terlambat, maka penyaluran kredit perbankanlah yang diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Zulkifli menyebut untuk dapat meningkatkan kredit yang berkualitas dan tidak meningkatkan rasio kredit bermasalah hanya dapat disalurkan apabila bank memiliki manajemen risiko yang memadai. 

Saat ini, IBI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP) menyelenggarakan sertifikasi terkait risk management untuk officer bank. Sebanyak 80.000 bankir telah mendapat sertifikasi. 

Ke depan, untuk membantu meningkatkan kualitas managemen risiko bank, IBI akan membentuk institusi yang memberikan pelatihan bagi bankir-bankir yang akan menghadapi ujian sertifikasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper