Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DANA PENSIUN: Per Mei, Dana Kelolaan PPUKP Sudah Tembus Rp7 Triliun

Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan menyatakan dana kelolaan Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) telah melampaui target yang ingin dicapai industri sebesar Rp7 triliun pada tahun ini.
Dana kelolaan PPUKP lampaui target tahun ini/ilustrasi
Dana kelolaan PPUKP lampaui target tahun ini/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan menyatakan dana kelolaan Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) telah melampaui target yang ingin dicapai industri sebesar Rp7 triliun pada tahun ini.
 
Daneth Fitrianto, Ketua Bidang Investasi Perkumpulan DPLK mengatakan pihaknya menargetkan dana kelolaan PPUKP Rp6 triliun sampai akhir tahun ini. Namun, dana kelolaan PPUKP sudah mencapai Rp7triliun pada Mei 2015.
 
“Sekarang sudah achieve target. Kemarin kami [Perkumpulan DPLK) bicara lagi mungkin bisa sampai Rp8-9 triliun sampai akhir tahun,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (11/6).
 
PPUKP merupakan program yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan pada 2013 sebagai salah satu upaya mendongkrak bisnis dana pensiun. Saat ini, Daneth mengatakan dana kelolaan itu berasal dari 18 perusahaan. Padahal, jumlah pelaku baru mencapai tujuh perusahaan pada tahun lalu.
 
Sampai akhir tahun, dana kelolaan industri DPLK ditargetkan tumbuh 30% atau mencapai Rp45,5 triliun. Tahun lalu, total dana kelolaan mencapai Rp35 triliun.
 
Daneth mengatakan program jaminan pensiun oleh BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi tantangan untuk industri dana pensiun. Meski demikian, dia mengatakan pihaknya akan mengejar pertumbuhan dari program pesangon.
 
“Diharapkan 20% dari total dana kelolaan DPLK berasal dari PPUKP.
 
Sebelumnya, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank II OJK Dumoly F. Pardede mengatakan pihaknya berencana untuk mengatur ketentuan mengenai dana kompensasi pesangon dalam revisi peraturan manfaat pensiun.
 
Selain adanya manfaat kompensasi, Dumoly mengatakan industri DPLK juga dapat menerima manfaat lainnya, yakni berbagai produk yang akan sinergi dengan perusahaan asuransi bahkan perusahan pembiayaan.
 
“Misalnya tunjangan asuransi itu akan nge-link dengan perusahaan asuransi, atau multiguna seperti umrah, naik haji akan nge-linked dengan multifinance. Kami masih kaji,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper