Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Kredit Baru Akan Terakselerasi pada 2016

Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional baru akan mencatatkan pertumbuhan di atas 15% pada tahun depan.
Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis
Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com,JAKARTA—Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional baru akan mencatatkan pertumbuhan di atas 15% pada tahun depan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan untuk tahun ini, pihaknya memproyeksikan kredit yang di salurkan perbankan nasional hanya akan tumbuh di posisi 15%. “Tahun depan baru akan tumbuh di atas 15%, pasti,” ujar Halim di Jakarta, pekan lalu.

Adapun, dari data Analisis Uang Beredar (M2) yang dipublikasikan BI menunjukkan pertumbuhan kredit perbankan nasional kian tertekan hingga bulan keempat tahun ini. Data BI merekam pada April, kredit hanya tumbuh 10,3% secara year on year (y-o-y) atau paling lambat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Data M2 tersebut mencatat pada Januari, Februari, dan Maret tahun ini, kredit perbankan tumbuh sebesar masing-masing 11,4%, 12%, dan 11,1% y-o-y.

Pelemahan pertumbuhan ekonomi, lanjut Halim, menjadi penyumbang perlambatan laju kredit tersebut. Selain itu, Halim juga mengakui perlambatan ekonomi tersebut turut menyumbang kenaikan non-performing loan (NPL).

Kendati demikian, dia meyakini rasio kredit bermasalah tersebut masih dalam batas aman  sebab berada jauh di bawah 5%. Halim juga meyakini kalangan perbankan telah menerapkan prinsip kehati-hatian dan melakukan pengawasan langsung dalam penyaluran pinjaman sehingga kenaikan rasio kredit bermasalah tersebut dinilai hanya bersifat sementara.

Selain itu, tambah Halim, hingga akhir tahun nanti, ada peluang kredit untuk tumbuh dengan rencana percepatan belanja pemerintah. “Sehingga kalau kreditnya membaik, secara rasio [NPL] maka akan turun,” jelas Halim.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pada kuartal I/2015, ada 5 sektor ekonomi yang mengalami pemburukan kualitas kredit yakni pertambangan, konstruksi, transportasi, hiburan, dan badan internasional. SPI mencatat NPL pada kelima sektor tersebut naik di atas 100 basis poin (bps) secara year on year (y-o-y) pada Maret 2015. Adapun, hingga Maret 2015, posisi NPL di kelima sektor tersebut sebesar masing-masing 3,56%, 5,23%, 3,58%, 3,8%, dan 3,87%.

Sebelumnya, Analis DBS Vickers Securities Group Lim Sue Lin dan Christopher Daniel Wijaya mengatakan satu-satunya komponen yang bakal menopang akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni pembangunan infrastruktur. Namun, menurut mereka, pembangunan infrastruktur pun tetap akan memakan waktu sebelum berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Lin dan Wijaya memproyeksikan, setidaknya pembangunan infrastruktur baru akan digelar akhir tahun ini atau awal tahun depan. Kemudian, jika pun terlaksana, mereka menilai pembangunan tersebut akan memakan waktu mencapai 6-12 bulan untuk drawdowns.

Dengan proyeksi tersebut, keduanya memprediksi kredit pada tahun ini hanya akan mencapai posisi pertumbuhan sebesar 12% dari perkiraan awal sebesar 16%. Proyeksi itu kian diperkuat dengan langkah beberapa bank besar merevisi ke bawah target pertumbuhan kredit di tahun ini.

Sementara itu, Plt. Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan pada paruh kedua tahun ini kredit akan mencatatkan pertumbuhan di atas realisasi pada semester I/2015. Sebab, ujar Fauzi, dengan adanya belanja pemerintah untuk merealisasikan pembangunan proyek infrastruktur, bakal meningkatkan penarikan kredit dalam nominal besar.

“Tergantung pertumbuhan ekonomi, kalau pertumbuhan ekonomi bisa 5,2%, maka kredit bisa 15%,” jelas Fauzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper