Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Indonesia pada Kuartal I Naik Tipis Jadi US$427,6 Miliar

Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir kuartal I/2015 mencatat net kewajiban senilai US$427,6 miliar atau 48,0% dari Produk Domestik Bruto.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir kuartal I/2015 mencatat net kewajiban senilai US$427,6 miliar atau 48,0% dari Produk Domestik Bruto atau PDB.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara mengatakan PII Indonesia pada kuartal I/2015 mengalami peningkatan 1,5% dari net kewajiban pada akhir kuartal IV/2014 senilai US$421,3 miliar atau 47,4% PDB.

Kenaikan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh meningkatnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih besar dibandingkan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

"Kondisi tersebut sejalan dengan surplus transaksi finansial dalam rangka pembiayaan defisit transaksi berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/6/2015).

Sementara itu, penguatan dolar AS pada periode laporan menyebabkan terjadinya revaluasi negatif, baik di sisi aset maupun sisi kewajiban.

Posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan I-2015 mencatat kenaikan senilai US$6,6 miliar atau 3,1% (q-t-q) menjadi US$220,6 miliar.

Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya posisi simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri. Revaluasi negatif akibat penguatan dolar AS menahan peningkatan AFLN lebih lanjut.

Sementara itu, posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I/2015 meningkat senilai US$12,8 miliar atau 2,0% (q-t-q) menjadi US$648,1 miliar.

Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya posisi kepemilikan asing atas surat utang pemerintah dan adanya faktor revaluasi positif saham sejalan dengan kenaikan IHSG pada akhir bulan Maret 2015.

"Meskipun demikian, peningkatan tersebut tertahan oleh faktor revaluasi negatif akibat penguatan dolar AS," kata Tirta.

Peningkatan KFLN tersebut, lanjutnya, diiringi dengan membaiknya struktur pembiayaan yang tercermin dari peningkatan rasio aliran modal asing dalam bentuk non-utang terhadap PDB dan naiknya porsi pembiayaan jangka panjang di dalam perekonomian sejalan dengan masih besarnya aliran masuk modal investasi langsung.

"Di sisi likuiditas, indikator kecukupan cadangan devisa, baik dalam menjaga kebutuhan impor maupun pembayaran ULN jangka pendek, lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama ditopang oleh menyusutnya impor dan menurunnya posisi ULN jangka pendek," tuturnya.

Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia sampai dengan kuartal I/2015 cukup sehat dan mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.

"Namun, kami terus mewaspadai risiko peningkatan net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, kami berkeyakinan kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia," ujar Tirta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper