Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian China dan Jepang Kirimkan Sinyal Positif

Data perekonomian di China dan Jepang mengirimkan sinyal prospek perbaikan ekonomi di dua negara terbesar di Asia tersebut.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Data perekonomian di China dan Jepang mengirimkan sinyal prospek perbaikan ekonomi di dua negara terbesar di Asia tersebut.
 
Sektor jasa China mencatatkan kenaikan sepanjang Juni sementara sederet perusahaan raksasa Jepang membukukan pertumbuhan belanja modal tertinggi selama sepuluh tahun terakhir. Meski di sisi lain, sektor menufaktur masih cenderung suram.
 
Kendati demikian, serangkaian data yang dirilis Rabu (1/7) membangun ekspektasi pasar bahwa laju pertumbuhan global akan mulai membaik pada paruh kedua tahun ini walaupun secara keseluruhan proyeksi ekonomi masih muram. Terlebih, pascakebangkrutan Yunani yang berisiko bagi Uni Eropa dan kekhawatiran terhadap fluktasi tajam di pasar saham China.
 
Aktivitas pabrik di Negeri Panda tumbuh tipis sepanjang bulan lalu meski tak setinggi estimasi ekonom. Hal itu mensinyalkan bahwa perekonomian mulai merangkak naik secara perlahan setelah pemerintah dan otoritas moneter menyuntikkan stimulus berupa pemangkasan suku bunga dan aliran likuiditas yang lebih massif.
 
Data purchasing managers index (PMI) sektor manufaktur China selama Juni stagnan pada level 50,2 atau tak bergerak dari bulan sebelumnya, sementara PMI jasa justru naik menjadi 53,8 dari 53,2 pada Mei. Sebagai informasi, indeks 50 atau lebih menunjukkan akselerasi di sektor terkait.
 
Aktivitas di pabrik Jepang pun tak banyak bergerak tetapi laporan lain justru menunjukkan penguatan cukup signifikan pada permintaan ekspor. Sementara sebuah survei yang dirilis Bank of Japan (BoJ) menyatakan keyakinan bisnis dan rencana belanja modal perusahaan terakselerasi.
 
“Saat dua perekonomian terbesar di dunia menunjukkan hal positif, hal itu memberi semangat. Data ini juga datang menyusul sejumlah sinyal positif dari Amerika Serikat (AS),” kata Kepala Ekonom CommSec, Craig James.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper