Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perbankan, Kredit Diprediksi Hanya Tumbuh di Bawah 15%

Perlambatan kredit industri perbankan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang juga melambat. Penyaluran kredit industri perbankan diproyeksikan hingga akhir tahun berkisar 11% hingga 13%.
Tumpukan uang/Ilustrasi
Tumpukan uang/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga April 2015, industri perbankan Indonesia telah menyalurkan kredit senilai Rp3.711,57 triliun.

Berdasarkan dari data Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit yang diberikan perbankan pada April tersebut hanya tumbuh sebesar 0,86% dibandingkan bulan sebelumnya yakni Maret yang mencapai Rp3.679,87 triliun (m-t-m) dan tumbuh 10,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp3.361,35 triliun (y-o-y).

Sepanjang tahun ini pula, penyaluran kredit perbankan hanya naik sedikit sebesar 1,01% (y-t-d) dari posisi pada akhir tahun lalu yang mencapai Rp3.674,3 triliun.

Tahun lalu, dari Januari hingga April 2014, kredit perbankan yang disalurkan mencapai Rp3.361,35 triliun atau tumbuh 2,08% (y-t-d) dari posisi Desember 2013 mencapai Rp3.292,87 triliun.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto mengatakan perlambatan kredit industri perbankan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang juga melambat.

Dia memproyeksikan penyaluran kredit industri perbankan hingga akhir tahun berkisar 11% hingga 13%. "Kalau sebagaimana disampaikan pak Gubernur, memang kami proyeksikan lebih rendah. Kalau untuk persentasenya mungkin menjadi sekitar 11%-13%," ujarnya di Gedung BI, Kamis (2/7/2015).

Bank Indonesia telah berkoordinasi dengan OJK pada Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) agar pertumbuhan kredit harus menyesuaikan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

REVISI

Dalam kesempatan yang berbeda, OJK berencana merevisi pertumbuhan kredit 2015 yang sebelumnya diproyeksikan tumbuh 16,4% menjadi 14% hingga 15%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan perubahan revisi target kredit tersebut masih menunggu beberapa bank yang belum memasukkan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini.

"Sudah sebagian masuk tetapi belum semua bank itu masuk. Makanya saya kira akan terjadi sedikit penyesuaian. Saya belum formal menyatakan itu, detailnya nanti ya," katanya.

Menurutnya, perlambatan penyaluran ini wajar karena permintaan yang sedikit sehingga pertumbuhan kredit pun juga menurun. "Yang paling penting bagi bank tentunya bagi kesehatan bank apakah memiliki cukup cadangannya untuk meng-cover pemburukan itu," ucap Muliaman.

Mochammad Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan sistem perbankan akan ada sedikit perbaikan dalam jangka pendek ke depan, ditunjang oleh pelonggaran kebijakan makroprudensial dan potensi percepatan laju penyaluran kredit oleh industri perbankan Indonesia.

Kebijakan bank sentral yang menaikkan Loan to Value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan menurunkan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor (KKB) diharapkan bisa menopang pertumbuhan kredit ke depan, terutama kredit konsumsi.

"Selain relaksasi kebijakan makroprudensial, laju kredit diperkirakan juga akan disokong oleh penurunan biaya dana yang sekarang sudah mulai terjadi," tutur Dody dalam Laporan Analisis Stabilitas dan Sistem Perbanan Triwulan II/2015.

Dia menduga rasio non performing loan (NPL) dan pertumbuhan NPL nominal yang masih relatif tinggi, serta perilaku bank yang cenderung hati-hati dalam menyikapi perlambatan aktivitas ekonomi menjadi kendala utama bagi pertumbuhan kredit ke depan.

"Kami memprediksi penyaluran kredit perbankan akan tumbuh sebesar 12,8% pada 2015, lebih rendah dari proyeksi LPS sebelumnya yang sebesar 14,2%.Beberapa sektor ekonomi penting tercatat masih mengalami pertumbuhan NPL yang sangat tinggi," ucap Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper