Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR: Dapat Pinjaman US$1 Miliar, BNI dan BRI Masih Berunding dengan Bank Pembangunan China

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengaku masih melakukan pembahasan secara bilateral dengan China Development Bank terkait pinjaman untuk pembiayaan infrastruktur sebesar US$1 miliar.
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembangunan rangka baja proyek infrastruktur di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembangunan rangka baja proyek infrastruktur di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengaku masih melakukan pembahasan secara bilateral dengan China Development Bank terkait pinjaman untuk pembiayaan infrastruktur sebesar US$1 miliar.

Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, mengatakan pinjaman dari CDB merupakan pinjaman siaga atau standby loan khusus untuk proyek-proyek infrastruktur.

"Kami sedang bicarakan tenor dan pricing-nya," ungkap Baiquni kepada bisnis.com, di Jakarta Convention Center, Kamis malam (2/7/2015).

Menurut Baiquni, pinjaman dari CDB akan menambah liabilitas perseroan, terutama dari pos pinjaman luar negeri. Per Mei 2015, sumber dana BNI dari pinjaman bank lain mencapai Rp3,96 triliun.

Peningkatan liabilitas ini juga sekaligus meningkatkan kapasitas BNI dalam membiayai proyek-proyek jangka panjang.

Namun, sejauh ini BNI masih menunggu kepastian beberapa proyek infrastruktur yang akan dibiayai, baik secara bilateral maupun lewat skema sindikasi.

Di lain pihak, Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, mengatakan beberapa proyek yang akan dibiayai dengan dana pinjaman dari CDB antara lain proyek light rapid transit dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Proyek-proyek itu sendiri yang nantinya jadi collateral-nya [agunan], mereka [CDB] gak langsung [mendanai] project, tapi lewat bank agar risikonya lebih rendah," jelasnya.

Haru mengatakan, pinjaman dari CDB dalam jangka panjang akan menunjang pertumbuhan aset perseroan. Pasalnya, pinjaman tersebut akan langsung menambah liabilitas perseroan secara cukup signifikan.

Selain itu, pinjaman untuk proyek-proyek infrastruktur bernilai besar sehingga akan menambah outstanding kredit secara signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper