Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester II/2015, BPR di Malang Sulit Ekspansi Kredit

Bank Perkreditan Rakyat/Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR/BPRS) di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang sulit untuk melakukan ekspansi kredit pada semester II/2015 jika kondisi perekonomian sama dengan semester I/2015 yang melandai.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, MALANG—Bank Perkreditan Rakyat/Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR/BPRS) di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang sulit untuk melakukan ekspansi kredit pada semester II/2015 jika kondisi perekonomian sama dengan semester I/2015 yang melandai.

Ketua Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) Malang Samsul Anam mengatakan dengan rasio non performing loan (NPL) yang mencapai 9,29% pada Mei 2015, maka salah satu cara untuk menekan melakukan ekspansi kredit.

“Namun jika pelemahan ekonomi masih berlanjut, maka bunuh diri bagi kami jika melakukan ekspansi kredit. NPL akan semakin terdongkrak naik,” ujarnya di Malang, Jumat (3/7/2015).

Ekspansi kredit sulit karena penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR juga seret.  

Seperti diketahui, penghimpunan dana pihak ke tiga (DPK) BPR/BPRS di wilayah kerja Kantor OJK Malang sampai dengan Mei 2015 justru tumbuh negatif 0,48% yang mengindikasikan melemahnya perekonomian daerah pada periode tersebut.

Posisi penghimpunan DPK BPR/BPRS sampai dengan Mei 2015 mencapai Rp1,019 triliun lebih rendah bila dibandingkan posisi akhir Rp1,024 triliun.

Di sisi lain, kata dia, fungsi intermediasi BPRS/BPRS di wilayah kerja OJK Malang sudah optimal yang ditandai dengan loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 120,28%.

“Artinya, ekspansi kredit tidak hanya menggunakan DPK, malahan menggunakan dana pemegang modal, pemilik BPR,” ujarnya.

Karena itulah, lanjut dia, pemilik harus menyuntikkan tambahan modal untuk menggenot penyaluran kredit.

Secara teori, hal itu dimungkinkan karena penambahan modal juga untuk memenuhi kecukupan modal inti yang minimal sebesar Rp6 miliar yang harus dipenuhi pada 2019.

Namun dalam situasi ekonomi yang melesu, tentu pemodal berfikir dua kali untuk menempatkan di BPR.

Apalagi return on assets (ROA) BPR di wilayah Malang cenderung turun bila. Pada Februari, ROA BPR mencapai 6,96%, namun Maret turun menjadi 4,13%, dan April-Mei naik lagi menjadi 6,62%.

Karena itulah, dia berharap, pada semester II/2015 perekonomian nasional, regional, maupun lokal membaik sehingga bisnis perbankan bisa lancar, baik penghimpunan DPK maupun penyaluran kredit.

Kepala Kantor OJK Malang Indra Krisna  memprediksikan, pada Juni-Desember 2015 ekspansi kredit perbankan, termasuk BPR akan bagus bersamaan dengan mulai direalisasikannya proyek-proyek pemerintah.

Apalagi ada kebijakan pelonggaran dari Bank Indonesia terhadap loan to value properti dan kendaraan bermotor.

Sektor pertanian juga relatif bagus yang ditandai dengan membaiknya harga padi dan tebu. Posisi tahun lalu, harga tebu hancur karena harga gula turun tajam, terjun bebas.

“Saya optimistislah BPR bisa ekspansi kredit pada semester II/2015 sehingga dapat mengurangi angka NPL,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper