Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YUNANI PASCA REFERENDUM: Jerman dan Prancis Desak Tsipras Serahkan Proposal

Prancis dan Jerman meminta Yunani untuk menyerahkan proposal yang serius untuk memulai kembali perundingan bantuan keuangan sehari setelah hasil referendum menunjukkan penolakan atas pengetatan kebijakan ekonomi.
PM Yunani Alexis Tsipras/Reuters
PM Yunani Alexis Tsipras/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Prancis dan Jerman meminta Yunani untuk menyerahkan proposal yang serius untuk memulai kembali perundingan bantuan keuangan sehari setelah hasil referendum menunjukkan penolakan atas pengetatan kebijakan ekonomi.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan Athena harus bergerak cepat jika ingin mencapai kesepakatan bantuan utang dengan imbalan reformasi. Kalau tidak, negara itu akan keluar dari zona euro.

Untuk meningkatkan tekanan terhadap PM Yunani Alexis Tsipras menjelang KTT zona euro hari ini, bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memperketat pendanaan pada bank-bank Yunani sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (7/7/2015).

Hanya dana darurat dari ECB yang bisa membuat bank beroperasi dan menyelamatkan Yunani dari kekacauan ekonomi.

Tsipras sebelumnya berjanji kepada Merkel bahwa Yunani akan menyerahkan proposal untuk dibahas pada KTT zona euro, menurut satu pejabat.

Namun belum jelas apa perbedaan proposal itu dari proposal sebelumnya yang ditolak oleh kreditor sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yusran Yunus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper