Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rahasia Kenapa Kredit Konsumen Citibank Melesat Saat Ekonomi Melembam

Citibank NA Indonesia mencatat pertumbuhan kredit di segmen konsumen sebesar 30%-40% hingga paruh pertama 2015. Realisasi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan target yang dipatok perseroan sebesar 20%.
Pejalan kaki berjalan melewati deretan mesin anjungan tunai mandiri Citibank di Jakarta, belum lama ini/Bisnis-Dedi Gunawan
Pejalan kaki berjalan melewati deretan mesin anjungan tunai mandiri Citibank di Jakarta, belum lama ini/Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Citibank NA Indonesia mencatat pertumbuhan kredit di segmen konsumen sebesar 30%-40% hingga paruh pertama 2015. Realisasi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan target yang dipatok perseroan sebesar 20%.

Lauren Sulistiawati, Country Business Manager, Global Consumer Banking Citi Indonesia, mengatakan pertumbuhan bisnis di segmen konsumen bisa melesat karena bank fokus menggarap segmen affluent yang berkantong tebal.

"Lending kami above target. Kami melihat pertumbuhan, appetite loan di segmen affluent masih sangat tinggi," ujarnya selepas peresmian Smart Branch Citi Indonesia, Selasa (7/7/2015).

Menurut Lauren, kendati pertumbuhan ekonomi melambat, potensi bisnis dari segmen affluent sangat sehat dan masih bisa digarap untuk menopang pertumbuhan. Oleh karena itu, lini bisnis Citi di segmen konsumen tidak mengalami tren perlambatan seperti halnya yang dialami industri.

Dia mencontohkan, bisnis kartu kredit Citi tidak terdampak oleh beleid pembatasan kepemilikan kartu kredit yang telah berlaku tiga tahun lalu.

Lauren menyebut Citi membidik segmen masyarakat berpenghasilan di atas Rp10 juta di bisnis kartu kredit. Alhasil, dari 1,15 juta kartu yang diterbitkan perseroan, hanya 5.000 - 6.000 kartu yang ditutup. Bisnis kartu kredit menurut Lauren menyumbang hingga 66,66% terhadap portofolio segmen konsumen.

Lauren mengatakan, ke depan prospek pertumbuhan kredit, terutama di segmen konsumen tetap cerah kendati saat ini tengah mengalami tren melambat. "We strong believe 2016 kita akan melihat positive growth lagi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper