Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkal Deindustrialisasi, Jokowi Keluarkan Jurus Revolusi Budaya Manajemen

-Presiden Joko Widodo mengungkapkan tren deindustrialisasi harus ditangkal dengan mengutamakan industri dalam negeri dan meningkatkan kapasitas industri nasional sehingga mampu mensubstitusi produk impor.
Presiden Joko Widodo saat turun dari helikopter kepresidenan di Desa Majong, Kab. Sindenreng Rappang./Antara
Presiden Joko Widodo saat turun dari helikopter kepresidenan di Desa Majong, Kab. Sindenreng Rappang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengungkapkan tren deindustrialisasi harus ditangkal dengan mengutamakan industri dalam negeri dan meningkatkan kapasitas industri nasional sehingga mampu mensubstitusi produk impor.

"Satu lagi ketimpangan ekonomi yang terjadi mengenai industri kita yang ketinggalan sekali, bahkan mengarah pada deindustrialisasi. Suatu tren yang harus segera kita balikkan," ujarnya dalam dialog dengan dunia usaha yang digelar ISEI, Kamis (9/7/2015).

Untuk membalikan tren deindustrialisasi, lanjutnya, industri dalam negeri harus diutamakan. Jokowi menegaskan secara makro ekonomi, kebiasaan impor produk manufaktur tidak sustainable dan memboroskan devisa negara.

Presiden mencontohkan industri galangan kapal di Batam sangat potensial, bahkan dapat memproduksi kapal dengan kapasitas 17.500 DWT. Optimistis dengan kesiapan industri galangan kapal, Jokowi memerintahkan untuk menghentikan impor kapal untuk kepentingan pemerintah.

"Industri galangan kapal kita sudah siap. Sekali lagi kita harus utamakan industri dalam negeri kita," tegasnya.

Untuk menggenjot industri nasional, Jokowi menegaskan perlunya revolusi budaya manajemen. Dengan revolusi tersebut, pelaku usaha baik BUMN maupun swasta akan terus berinovasi untuk menekan ongkos, mendorong efisiensi biaya, mengubah sistem produksi dan distribusi, bahkan mengubah desain menjadi lebih efisien.

"Bukan mencari gampangnya, kurs naik harga naik. Inilah saya kira bertahun-tahun kita lakukan sehingga tidak berpikir bagaimana mengubah sistem produksi, sistem distribusi, desain," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper