Bisnis.com, NEW DELHI--India dan Amerika Serikat dikabarkan menandatangi kesepakatan pertukaran informasi untuk mencegah pengemplang pajak AS.
Menurut sumber Reuters, kesepakatan tersebut dijadwalkan akan diteken oleh kedua belah pihak pada, Kamis (9/7/2015). Sejauh ini, Pemerintah AS telah menandatangani lebih dari 80 pakta di sektor perpajakan.
Hal itu adalah bagian dari upaya implementasi Undang-Undang Kepatuhan Pajak untuk Akun Asing Tahun 2010 atau FATCA. Berdasarkan beleid itu, institusi finansial diminta menyediakan informasi terkait akun warga negara AS dengan nilai di atas US$50.000.
Dengan penandatanganan itu, India berharap mendapat dukungan dari AS dalam usahanya mengembalikan dana ilegal yang disembunyikan warganya di negara asing sehingga penerimaan negara bisa ditingkatkan.
Tahun lalu, Perdana Menteri Narendra Modi bergabung dengan para pemimpin negara G20 di Australia untuk meneken kesepakatan pertukaran informasi pajak per akhir 2018.
Sementara itu, berdasarkan perjanjian antara India-AS lembaga finansial seperti bank, asuransi, dan pengelola dana lainnya akan melaporkan detail data kliennya yang berasal dari AS pada Departemen Pajak. Selanjutnya, informasi itu akan disalurkan pada AS.
Dalam jangka pendek, kesepakatan itu dinilai bisa mengurangi investasi dari pelaku pasar berskala kecil asal AS di pasar saham dan obligasi India.(Reuters/ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
