Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GUBERNUR BI:Waspadai Tren Penurunan Ekspor & Impor

Kendati neraca perdagangan Januari-Juni 2015 mencatat surplus US$4,35 miliar, Bank Indonesia justru mewaspadai tren penurunan ekspor dan impor.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kanan) berbincang dengan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani (kiri) sebelum rapat kerja dengan Badan Anggaran di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7)./Antara-M Agung Rajasa
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kanan) berbincang dengan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani (kiri) sebelum rapat kerja dengan Badan Anggaran di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7)./Antara-M Agung Rajasa
Bisnis.com,JAKARTA-- Kendati neraca perdagangan Januari-Juni 2015 mencatat surplus US$4,35 miliar, Bank Indonesia justru mewaspadai tren penurunan ekspor dan impor. 
 
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan secara umum, ekonomi Indonesia relatif baik. Hal tersebut ditandai dengan inflasi yang cukup baik, neraca perdagangan yang surplus, dan menyempitnya neraca transaksi berjalan Indonesia di bawah 2,5% terhadap PDB.
 
Namun, di sisi eksternal Agus mengakui terjadi tekanan di pasar finansial global dan pasar komoditas. Tekanan tersebut tercermin pada anjloknya pasar modal Tiongkok dan koreksi harga komoditas dunia sebesar 13%. 
 
"Namun yang memang perlu diwaspadai adalah turunnya ekspor sama turunnya impor. Turunnya impor kelihatannya lebih besar dari turunnya ekspor. Jadi ini perlu diwaspadai," tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (22/7). 
 
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2015 surplus sebesar US$ 477 juta. Surplus bulan Juni ini lebih rendah dibandingkan Mei 2015 sebesar US$ 950 juta. Sementara di bulan Januari-Juni 2015 tercatat surplus US$ 4,35 miliar.
 
Realisasi impor pada Juni 2015 merosot 17,42% dibanding Juni tahun lalu, namun naik 11,63% dibandingkan impor Mei 2015. Nilai impor sepanjang semester I/2015 tercatat sebesar US$73,94 miliar atau turun 17,81%.
 
Dengan kinerja ekspor impor yang cenderung lesu, Bank Indonesia mengusung target pesimistis terkait pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. 
 
"Kuartal II/2015 pertumbuhan ekonomi kurang lebih sama dengan kuartal I. tetapi kalau pertumbuhan ekonomi 2015, kita masih melihat antara 5%-5,4% tetapi bias ke bawah," ujarnya. 
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui impor barang baku/barang pendukung industri nasional sempat menyusut pada kuartal I/2015. Namun, kinerja impor pada kuartal selanjutnya diproyeksi meningkat sehingga Saleh optimistis tidak terjadi perlambatan industri manufaktur dan target pertumbuhan sebesar 6,3%-6,8% dapat tercapai. 
 
"Otomotif sempat turun 16%, tetapi berdasarkan informasi Gaikindo sudah bergerak naik lagi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper