Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyebut pelemahan nilai tukar rupiah ke level Rp13.440 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (24/7/2015) didorong oleh sejumlah spekulasi tentang peluang penaikan Fed Rate pada tahun ini.
"Itu karena ada statement yang mengatakan Fed Rate akan naik tahun ini dan otomatis akhirnya dolar AS akan menguat. Itu terjadi di semua mata uang," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro di Kantor Wapres, Jumat (24/7/2015).
Seperti diberitakan, Survei Bloomberg termutakhir menunjukkan peluang kenaikan Fed funds rate pada September tetap 50%, sama persis seperti hasil survei pada Juni.
Ada pula yang memproyeksi bahwa The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuan dua kali sebelum akhir tahun ini. Proyeksi itu didorong oleh likuiditas yang cenderung menciut jelang tutup tahun.
"Intinya memang fenomena global di mana beberapa mata uang yang biasanya tahan terhadap penguatan dolar juga mengalami pelemahan. Contohnya baht Thailand dan peso Filipina sekarang terdepresiasi atas statement itu, biasanya keduanya tidak terpengaruh," kata Bambang.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, pergerakan rupiah pada hari ini dibuka pada level Rp13.440 /US$. Pada pukul 08.03 WIB, rupiah melemah 0,13% ke Rp13.437/US$. Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah melemah 45 poin atau 0,34% ke Rp13.420/US$.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel