Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan ADPLK per Juni Tumbuh 28,6%

Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan merealisasikan dana kelolaan senilai Rp36 triliun per Juni 2015, atau tumbuh 28,57% dibandingkan perolehan tahun lalu yakni Rp28 triliun (year-to -date).
IHSG
IHSG

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan merealisasikan dana kelolaan senilai Rp36 triliun per Juni 2015, atau tumbuh 28,57% dibandingkan perolehan tahun lalu yakni Rp28 triliun (year-to -date).

Dari jumlah tersebut, Daneth Fitrianto, Ketua Bidang Investasi Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK) mengatakan sekitar Rp4,5 triliun-Rp5 triliun berasal dari Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP).

“Sejauh ini, masih sesuai dengan target kami. Bahkan, ada peluang dana kelolaan [asset under management/AUM] akan tumbuh melebihi target yang sudah ditetapkan,” katanya di Jakarta, Rabu (29/7).

Sebelumnya, ADPLK mematok pertumbuhan dana kelolaan berkisar 25%-30% sepanjang tahun ini. Pertumbuhan tersebut sudah mempertimbangkan keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Tidak hanya itu, optimisme tersebut juga didukung dengan bertambahnya satu pemain baru yakni DPLK Asuransi Jiwa Generali Indonesia pada tahun lalu. Untuk tahun ini, dirinya memperkirakan sudah ada sekitar satu hingga dua pelaku industri yang menyatakan ketertarikannya untuk masuk ke industri DPLK.

Berdasarkan data OJK, jumlah pelaku industri dana pensiun mencapai 266 unit dengan rincian 194 merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja- Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK PPMP), 47 Dana Pensiun Pemberi Kerja- Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK- PPIP), dan 25 DPLK.

“Seharusnya, kami bisa menjadi pelengkap dari Program Jaminan Pensiun yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Kuenya masih bisa dibagi-bagi, trennya sih setiap tahun kami masih bertumbuh sekitar 30%,” tambahnya.

Di sisi lain, Steven Steven Tanner, Aktuaria Dayamandiri Dharmakonsilindo menyatakan industri dana pensiun masih akan tumbuh dalam jangka waktu 15 tahun ke depan karena potensinya masih signifikan.

“Tidak ada kekhawatiran lah. Kami masih optimistis dengan industri ini, bahkan jika nanti iuran jaminan pensiun terus naik dari posisi saat ini yakni 3%. Kenaikan itu juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi, dan daya beli masyarakat,” jawabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper