Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Bagaimana Menyikapi Ekonomi yang Lesu?

Sepanjang 10 tahun lalu masyarakat terbiasa dengan ekonomi berbasis konsumerisne. Nilai rupiah menurun dengan kenaikan harga barang.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Sepanjang 10 tahun lalu masyarakat terbiasa dengan ekonomi berbasis konsumerisne.  Nilai rupiah menurun dengan kenaikan harga barang.  Jaman SBY - JK harga bensin naik dari Rp2.500 menjadi Rp4.000 sekarang harga BBM sudah naik turun setiap 2 minggu.

Seperti balon udara dulu ekonomi Indonesia didorong oleh subsidi BBM uang senilai Rp200 Triliun digelontor sehingga uang menjadi banjir.  Banjir uang ini membuat capital gain para spekulan ruko, kios, rumah, apartment sekarang stop. Mandek.  Pasar mengalami koreksi.  Yang pertama kali terkena dampak adalah golongan bawah.  Bagaimana masyarakat menyikapinya?

1. Kalau dulu harga-harga cepat naik sekarang turun.  Harga ruko turun.  Harga kapling turun.  Pada saat ini cash is king.  Cash adalah raja.  Lebih baik Anda memegang cash, mengurangi kredit. Saat anda memiliki cash, ingat uang anda berlipat ganda power.  Dulu uang Rp2 miliar segera dibelikan properti pasti naik.  Sekarang Rp2 miliar sebaliknya bisa buat menawar properti Rp6 miliar yang turun.

2. Cash is king daripada anda membeli properti cash, Anda sekarang bisa menjadwal pembayaran bertahap 48 bulan.  Daripada anda membayar cash, gunakan cash anda untuk membayar waktu.  Mungkin 30 bulan lagi ekonomi sudah membaik dan anda masih pegang cash.  Ingat lebih baik anda pegang cash daripada pegang properti.

3. Bila anda ingin buy back saat inilah waktunya.  Konglomerat mendapat pinjaman dana asing besar-besaran.  Ibarat sekarang ini over supply maka anda bisa membeli saham atau properti dengan harga murah. Tapi ini kembali pada kekuatan cash Anda.

4. Bila Anda memiliki properti, jangan ikut panik.  Harga-harga sekarang terkoreksi turun tapi tetap harga properti Indonesia tergolong murah.  Harga HBD apartment termurah di Singapore, HK, Tokyo, Seoul harganya Rp2 miliar.  Di Indonesia masih seperenam, lebih murah.

5. Saat ini investasi asing segera masuk.  Dalam jangka 3 tahun ini adalah masa krisis cash.  Krisis uang tunai. Tapi kredit kelas ikan paus skala Rp100 triliun-Rp200 triliun segera masuk.  Konglomerat sekarang kembali menjadi mesin ekonomi.  "I'll be back" seperti kata Arnold Schwarzenegger.  Uang masuk banjir dari atas.  Sambutlah banjir bandang dana asing kelas Paus ini dengan proposal investasi yang baik.  Konglomerat penguasa detergent sekarang sibuk membuat produksi tepung terigu, pasta, saus tomat sambal, susu, DLL.

Oleh karena itu lakukan cost saving penghematan jangka pendek segera.  Dalam jangka 1-3 tahun Indonesia akan menjadi sehat.  Multiplier effect investasi akan terasa dalam 1-3 tahun.  Ekonomi Indonesia saat ini peralihan dari consumption driven economy menjadi investment driven economy.

Ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik.  Bukan berarti semakin banyak orang miskin membeli Mobil namun semakin banyak orang kaya yang menggunakan MRT, LRT, monorail, public transport. Ekonomi negara maju.

Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Penulis 10 buku buku manajemen
Trainer dan konsultan mengenai membuka paradigma baru tentang uang
goenardjoadi @ gmail.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper