Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDIKATOR EKONOMI: Inflasi Sumbar Diproyeksikan 4,9%

Bank Indonesia meyakini kondisi ekonomi regional akan lebih stabil di semester II/2015. Bahkan regulator moneter memperkiraan inflasi Sumatra Barat tahun ini hanya di kisaran 4,9%.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia meyakini kondisi ekonomi regional akan lebih stabil pada semester II/2015. Regulator moneter bahkan memperkiraan inflasi Sumatra Barat tahun ini hanya berkisar 4,9%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan selesainya momen Ramadan dan Lebaran dengan inflasi di paruh pertama -1,89% dan inflasi yoy dari periode yang sama tahun lalu 8,3% diyakini akan kian stabil sampai penghujung tahun.

“Kami yakin akan lebih stabil. Dengan laju inflasi tahun kalender masih minus 1% serta perkiraan rata-rata inflasi 1% pada bulan tersisa, maka secara matematis 4,9% terpenuhi,” katanya, Jumat (31/7/2015).

Menurutnya, meski tekanan ekonomi global masih kuat, dengan terkontrolnya mobilitas barang dan terkendalinya harga sejumlah komoditas pokok di daerah itu membuat inflasi bisa ditekan.

Dalam beberapa tahun terakhir, tren inflasi Sumbar mengalami kenaikan signifikan dari 10,87% pada 2013 menjadi 11,58% tahun lalu. Deflasi di beberapa bulan pertama tahun ini, imbuhnya, berperan menstabilkan inflasi daerah itu.

Meski begitu, Puji tetap meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar meningkatkan koordinasi untuk memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan menjaga ekspektasi masyarakat.

“TPID tetap harus memfokuskan program yang sudah dijalankan selama ini. Program yang menitikberatkan pada eksekusi di lapangan,” ujarnya.

Apalagi, ancaman El Nino yang berpotensi menyebabkan gagal panen di sejumlah daerah diperkirakan berlangsung hingga September. Jika tidak diantisipasi dengan baik bakal mengurangi pasokan komoditas pokok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper