Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Rendah, Pertumbuhan Ekonomi di Bali Capai 6,12%

Rendahnya tingkat inflasi di Bali terbukti ikut memberikan andil mengangkat tingkat pertumbuhan ekonomi kawasan ini pada semester I/2015 mencapai 6,12%.
Pertumbuhan/Ilustrasi
Pertumbuhan/Ilustrasi

Bisnis.com, DENPASAR - Rendahnya tingkat inflasi di Bali terbukti ikut memberikan andil mengangkat tingkat pertumbuhan ekonomi kawasan ini pada semester I/2015 mencapai 6,12%.

Namun, kendati lebih tinggi dibandingkan dengan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Pulau Bali pada enam bulan pertama tahun ini tetap lebih lambat dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang tumbuh 6,38%. 

Badan Pusat Statistik  (BPS) Bali mencatat pertumbuhan pada semester awal didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang masih berkontraksi sebesar 5,6%.

Adapun pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,42%, diikuti jasa keuangan dan asuransi 8,9%, dan jasa pendidikan sebesar 8,8%. 

Untuk beberapa lapangan usaha utama seperti perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minum serta pertanian masing-masing tumbuh sebesar 7,3% dan 6,5% dan pertanian hanya tumbuh sebesar 4%.

Sumber pertumbuhan, ekonomi Bali ditopang industri penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 1,27%, perdagangan 0,64%, informasi dan komunikasi 0,61%, sedangkan pertanian pada semester ini memberikan sumbangan sebesar 0,60%.

Dibandingkan dengan semester yang sama tahun sebelumnya, sumbangan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami perlambatan.

Penyebabnya, melambatnya pertumbuhan angka kunjungan wisman pada semester ini yang hanya mencapai 10,84%dimana pada semester yang sama tahun lalu mencapai 15,75%. 

‎Sementara itu, dari sisi pengeluaran, penunjang utama pertumbuhan masih dipengaruhi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor dengan masing-masing kontribusi 7,86%, 7,52%, dan 21,92%.

Menurut Kepala BPS Bali Panusunan Siregar masih besarnya kontribusi konsumsi rumah tangga merupakan kabar menggembirakan.

"Ini membuktikan konsumen Bali masih menggerakkan ekonomi. Mereka karena inflasi rendah masih bisa membelanjakan ‎dananya," ujarnya," Rabu (5/8/2015).

‎Menurutnya, ekonomi Bali berpotensi tumbuh tinggi apabila pemerintah daerah segera mencairkan dana sesegera mungkin. Meski kontribusi konsumsi pemerintah kecil terhadap ekonomi, tetapi penyerapan APBD dapat menjadi stimulan bagi perekonomian daerah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper