Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN EKONOMI: Sumut Perlu Rilis Kebijakan yang Tepat

Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dinilai harus mendukung penuh pertumbuhan ekonomi melalui perilisan dan penerapan kebijakan yang sesuai.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dinilai harus mendukung penuh pertumbuhan ekonomi melalui penerapan kebijakan yang tepat.

Kepala Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sumut Ateng Hartono mengatakan dukungan tersebut berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan SKPD terkait.

Dia mencontohkan di sektor pertanian, pemprov harus fokus pada realisasi target produksi tanaman pangan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Sepanjang semester I/2015, kontribusi sektor ini semakin dominan karena program tersebut.

"Saat ini kondisi pertumbuhan ekonomi daerah untuk kuartal III/2015 dan semester II/2015 sangat sulit diprediksi. Banyak faktor eksternal dan internal yang harus dipertimbangkan. Namun, tanpa dukungan kebijakan pemprov yang tepat, pertumbuhan ekonomi Sumut berpotensi masih melambat," kata Ateng, Rabu (5/8/2015).

Dia memaparkan beberapa faktor eksternal yakni, perkiraan ekonomi Amerika Serikat yang tidak tumbuh setinggi proyeksi.

Selain itu, ekonomi China masih melambat, diikuti anjloknya harga saham. AS dan Tiongkok merupakan pasar ekspor utama Sumut dengan kontribusi masing-masing pada tahun lalu 10,23% dan 10,78%. Tak hanya itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi di Singapura, Korea Selatan dan permintaan Jepang yang melemah serta penurunan harga komoditas diakui Ateng menjadi momok tersendiri untuk Sumut.

"Kami berharap pemprov mempercepat pertumbuhan infrastruktur terutama Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke. Jika Unilever sudah siap memproduksi olahan sawit, kami yakin akan mendongkrak perekonomian Sumut. Pada kuartal II/2015 pertumbuhan produksi manufaktur CPO juga sedang tumbuh lumayan. Walaupun ada juga komoditas yang melambat, seperti karet," tambah Ateng.

Pengamat ekonomi IAIN Sumut Gunawan Benjamin mengatakan perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumut pada semester I/2015 disebabkan oleh tiga faktor utama yakni pertumbuhan industri yang masih terganggu harga komoditas, pengaruh kebijakan penaikan harga BBM dan perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor Sumut.

"Daya beli masyarakat yang menjadi motor penggerak ekonomi juga sudah memudar kontribusinya. Padahal pertengahan tahun adalah siklus peningkatan konsumsi. Saya tidak yakin pemprov memiliki langkah jitu pendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek," ujar Gunawan.

Adapun, dia menilai ke depan penggerak pertumbuhan masih dari realisasi belanja pemerintah baik APBN maupun APBD.

Berdasarkan pendekatan produksi, tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi dominan terhadap PDRB Sumut yakni pertanian, kehutanan dan perikanan 22,39%, industri pengolahan 19,99%, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, sepeda motor 17,65%. 

Adapun, berdasarkan atas dasar harga konstan PDRB Sumut pada semester I/2015 mencapai Rp216,79 triliun dan atas dasar harga berlaku Rp253,89 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper