Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BJB Gencar Dorong Pertumbuhan Dana Murah

Untuk meningkatkan profitabilitas, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) gencar menggandeng instansi pemerintah dalam meningkatkan dana murah (current account saving account/CASA).
Ilustrasi PT Bank Jabar Banten Tbk/Bisnis.com
Ilustrasi PT Bank Jabar Banten Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Untuk meningkatkan profitabilitas, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) gencar menggandeng instansi pemerintah dalam meningkatkan dana murah (current account saving account/CASA).

Direktur Utama BJB Ahmad Irfan menuturkan beberapa instansi pemerintah yang digandeng untuk meningkatkan dana murah antara lain Kementerian Pertanahan, Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Jawa Barat, dan juga Kementerian Keuangan.

"Itu semua dalam rangka meningkatkan dana murah. Saya juga mengganti  core untuk lari ke CASA, jadi penilaian ke kantor cabang, CASA harus lebih besar daripada deposito," ujarnya di Jakarta.

Salah satu kerjasama tersebut, beberapa waktu lalu BJB bekerjasama dengan Kementerian Keuangan dan menjadi salah satu bank yang ditunjuk pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI sebagai Bank Operasional II bersama 20 bank umum yang lain untuk menyalurkan gaji bulanan pegawai negeri sipil (PNS) pusat

Selain itu, emiten berkode saham BJBR ini juga membidik tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari wilayah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan porsi dana murah.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan Per Juni 2015 dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun tercatat senilai Rp77,38 triliun atau naik sebesar 30,5% dari Rp59,29 triliun secara tahunan.

Adapun porsi dana murah tercatat sebesar 48,7% dari total DPK dengan total tabungan senilai Rp27,86 triliun dan giro senilai Rp9,80 triliun.

Irfan menjelaskan perseroan menggenjot dana murah dan melepas dana mahal dengan menurunkan suku bunga deposito supaya biaya dana atau cost of fund dapat ditekan untuk meningkatkan profitabilitas dan margin bunga bersih (net interest margin/NIM).

Dirinya memproyeksikan dampak penurunan dana mahal dapat  mulai terasa pada September 2015.

"Kami targetkan porsi dana murah kami 50% hingga 55%. Semester II kami fokus ke profit oriented," tambahnya.

Pada semester I tahun ini, perseroan meraih laba bersih senilai Rp582 miliar atau naik sebesar 21,8% secara year on year (yoy).

Peningkatan laba ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 10% secara tahunan dari Rp2,12 triliun menjadi Rp2,33 triliun serta credit recovery program yang menurunkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perseroan dari 4,2% pada kuartal I/2015 menjadi 3,6%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper