Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR BANTEN: Juni Naik Lebih Dari 32%

Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tak bisa ditampik memengaruhi kinerja impor, nilainya meningkat tidak semata karena volume bertambah tetapi juga lantaran rupiah terdepresiasi.
Banten mencatat kumulatif impor Banten pada Juni naik 32,48% dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi US$1,04 miliar./JIBI /Ilustrasi
Banten mencatat kumulatif impor Banten pada Juni naik 32,48% dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi US$1,04 miliar./JIBI /Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG — Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tak bisa ditampik memengaruhi kinerja impor, nilainya meningkat tidak semata karena volume bertambah tetapi juga lantaran rupiah terdepresiasi. Itulah yang dialami Provinsi Banten.

Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mencatat kumulatif impor Banten pada Juni naik 32,48% dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi US$1,04 miliar. Tapi dikomparasikan terhadap Juni tahun lalu terjadi penurunan 5,36%.

Kepala BPS Banten Syech Suhaimi menjelaskan lonjakan impor month to month pada Juni 2015 terpengaruh peningkatan impor migas mencapai 98,82% dan nonmigas 17,66%.

“Khusus impor migas peningkatannya akibat dari nilai impor komoditas hasil minyak yang meningkat terhadap Mei,” katanya, Rabu (12/8/2015). Adapun komoditas lain di sektor migas, minyak mentah dan gas, tidak ada kegiatan impor.

Keseluruhan impor selama semester pertama tahun ini US$5,26 miliar atau lebih rendah secara year on year (yoy). Pada paruh pertama 2014 impor mencapai US$5,79 miliar, dengan kata lain terjadi penurunan -9,13%.

Seperti halnya ekspor, kinerja impor Provinsi Banten juga didominasi sektor nonmigas sebesar 79,59% sedangkan migas hanya berperan 20,41%. “Kedua komoditas ini terkait erat dengan penurunan harganya di pasar internasional serta stabilitas kurs rupiah terhadap dolar AS,” ucap Suhaimi.

BPS Banten memperkirakan realisasi impor migas maupun nonmigas pada Juli 2015 akan turun. Pasalnya nilai tukar dolar terhadap rupiah selama bulan lalu melemah dibandingkan dengan Juni. Harga komoditas ini secara agregat di pasar global juga diperkirakan turun tetapi tidak drastis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper