Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tertekan, LPS Klaim Likuiditas Bank Masih Longgar

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan likuiditas perbankan pada kuartal II/2015 terlihat masih longgar.
Sebuah stiker keikutsertaan menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu masuk salah satu bank di Jakarta. /Bisnis.com
Sebuah stiker keikutsertaan menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tertempel di pintu masuk salah satu bank di Jakarta. /Bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan likuiditas perbankan pada kuartal II/2015 terlihat masih longgar.
 
Analis LPS Seno Agung Kuncoro mengatakan hal tersebut ditunjukkan dengan penurunan rasio kredit terhadap simpanan atau LDR dari 90,3% pada Mei 2014 menjadi 88,7% pada Mei 2015.
 
Penurunan LDR ini disebabkan oleh pertumbuhan DPK yang masih lebih tinggi dari pertumbuhan kredit.
"Kondisi seperti ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun 2015," ujarnya dalam Laporan Perekonomian dan Perbankan yang dikutip Bisnis.com, Selasa (1/9/2015).
 
Seno menuturkan terdapat pola dinamis dimana pertumbuhan kredit akan mengalami akselerasi menjelang awal semester kedua hingga akhir tahun.
 
Namun dengan pertumbuhan DPK yang diperkirakan masih tinggi maka tekanan pada likuiditas masih terkendali.
 
Pola pergerakan dinamis pertumbuhan DPK akan mencapai puncaknya pada akhir kuartal III dan kuartal IV.
 
"Meskipun demikian kami melihat untuk tahun 2015 akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana akselerasi tersebut kemungkinan berada dibawah level historis," kata Seno.
 
Dia menambahkan melonggarnya likuiditas juga terlihat pada simpanan valuta asing, dimana terjadi kenaikan simpanan selama empat bulan terakhir.
 
LDR valas mengalami penurunan menjadi 84,8% di Mei 2015. Hal tersebut didorong oleh faktor depresiasi rupiah yang cukup besar yang mendorong psikologis nasabah untuk mengkonversi simpanan dalam rupiah menjadi simpanan valas.
 
Sementara itu, pertumbuhan simpanan valas mencapai sebesar 16,6% pada Mei 2015, menurun dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 22,9%.
 
"Hal ini mengindikasikan posisi bank yang tidak terlalu agresif dalam melakukan penghimpunan dana valuta asing," tutur Seno.
 
Dari suku bunga pasar valas yang dipantau juga menunjukkan penurunan yang bisa menjadi cerminan likuiditas valas yang meningkat serta langkah strategis bank untuk menurunkan cost of fund.
 
Tren pertumbuhan DPK di lain pihak masih didominasi oleh deposito yang membuat dana mahal di perbankan secara proporsional semakin meningkat.
"Kini, bank tak hanya bersaing di dalam industrinya untuk berebut dana murah di pasar. Namun bank juga harus berebut dana masyarakat dengan pemerintah yang gencar menerbitkan surat utang (crowding out offset)," ujar Seno.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper