Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Mikro Masih Menggeliat di Tengah Gejolak Ekonomi

Di tengah perlambatan penyaluran kredit yang sedang dialami industri perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan segmen usaha mikro menjadi harapan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. /Bisnis.com
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah perlambatan penyaluran kredit yang sedang dialami industri perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan segmen usaha mikro menjadi harapan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menuturkan penyaluran kredit perbankan kepada usaha mikro yang disalurkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank umum tumbuhnya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit secara industri.

"Itu kredit ke lembaga mikro yang disalurkan BPR dan bank milik negara lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan kredit umum. Jadi, saya pikir pada tingkat bawah masih ada kegiatan di tengah perlambatan ekonomi," ujarnya di Jakarta.

Melihat hal tersebut, Muliaman menyatakan OJK akan terus memacu penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan berbagai upaya.

Salah satunya pengawas industri perbankan ini akan membentuk pusat pengembangan UMKM (PPUMKM) yang berpusat di kantor perwakilan OJK di tiap-tiap provinsi.

Pembentukan pusat pengembangan ini diperlukan karena masing-masing daerah memiliki karakteristik UMKM yang berbeda-beda.

Dengan pemetaan ini diharapkan perbankan bisa menyalurkan kredit pada sektor yang berpotensi bagus di tiap daerah.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Budi Satria menuturkan kredit mikro merupakan segmen kredit yang tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor, sehingga tidak terlalu terpengaruh atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain itu, usaha mikro juga relatif menyasar barang-barang kebutuhan sehari-hari sehingga di tengah perlambatan ekonomi saat ini, segmen usaha wong cilik ini masih menunjukkan geliatnya.

"Pengalaman di BRI menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan kredit secara umum menurun menjadi sekitar 9% hingga 10%. Tetapi, kredit mikro masih bisa tumbuh lebih tinggi," ucapnya.

Berdasarkan presentasi kinerja perseroan, sepanjang paruh pertama tahun ini, BBRI menyalurkan kredit ke segmen mikro senilai Rp165,8 triliun atau tumbuh sebesar 14,97% dibandingkan Juni tahun lalu yang senilai Rp144,2 triliun.

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di segmen ini kendati mengalami peningkatan, namun masih tetap terjaga, yakni di level 1,60%  atau naik 19 basis poin dari NPL Juni 2014 yang sebesar 1,41%.

Dari sisi penyaluran kredit secara keseluruhan, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,7% menjadi Rp503,6 triliun. Kredit segmen ritel mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,8% menjadi Rp187,3 triliun.

Adapun kredit di segmen menengah turun tipis sebesar 2,9% menjadi Rp18,9 triun dan kredit korporasi naik 2,8% menjadi Rp131,5 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper