Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garap Kereta Jakarta-Bandung, BUMN Bakal Bentuk Perusahaan Patungan

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan konsorsium BUMN bakal segera membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk menggarap proyek kereta Jakarta-Bandung.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--- Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan konsorsium BUMN bakal segera membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk menggarap proyek kereta Jakarta-Bandung.

Rini mengatakan perusahaan Indonesia akan menguasai mayoritas saham dalam perusahaan patungan tersebut. Namun, Rini belum bersedia menyebutkan siapa pemodal yang bakal bekerjasama dengan BUMN.

“Kita pasti joint venture. Menurut UU perkeretaapian bahwa mayoritas harus dimiliki oleh kita. Kalau konsorsium ini menggandeng partner, kita harus punya mayoritas,” kata Rini dalam konferensi pers khusus terkait kereta Jakarta-Bandung, Jumat (4/9/2015).

BUMN yang bakal terlibat dalam proyek kereta Jakarta-Bandung ini adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara XIII.

Rini menegaskan proyek kereta Jakarta-Bandung ini tidak akan menggunakan dana APBN dan tidak akan dijamin pemerintah. Menurutnya, BUMN ini akan mengkaji proyek ini secara bisnis, tanpa menggunakan uang negara.

Berdasarkan catatan Bisnis, sepekan sebelum konferensi pers, Wijaya Karya sempat mengadakan pertemuan dengan Komisi VI DPR terkait permohonan tambahan modal senilai Rp3 triliun dalam APBN 2016.

Dalam permohonan Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut, emiten berkode saham WIKA itu bakal menggunakan dana PMN, salah satunya untuk keperluan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang nilainya ditaksir mencapai Rp60 triliun.

Dalam proyek tersebut, Wika memperkirakan bakal menguasai 23% saham proyek kereta cepat. Dengan demikian, pada awalnya, rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung itu juga bakal menggunakan dana APBN.

Rini kemudian mengklarifikasi mengenai rencana PMN tersebut. Menurutnya, Wijaya Karya tidak hanya menggarap proyek kereta cepat, namun juga pembangunan jalan tol serta pembangkit listrik.

“Tetapi karena nanti jangan sampai dipersepsikan salah oleh banyak pihak. Kalau Wika turut di konsorsium ini maka Wika tidak bisa meminta PMN. Ini harus dipelajari lebih dalam, karena banyak proyek selain itu,” kata Rini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper