Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kiat Diversifikasi Investasi

Para investor pasti sudah sangat akrab dengan istilah high risk high return. Artinya, jika sebuah investasi berisiko tinggi, berpotensi menciptakan imbal hasil yang tinggi pula. Sementara untuk menekan risiko dalam berinvestasi, investor dapat melakukan diversifikasi.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Para investor pasti sudah sangat akrab dengan istilah high risk high return. Artinya, jika sebuah investasi berisiko tinggi, berpotensi menciptakan imbal hasil yang tinggi pula. Sementara untuk menekan risiko dalam berinvestasi, investor dapat melakukan diversifikasi.

Investasi pada saham memiliki risiko paling tinggi dibandingkan investasi pada instrumen lainnya. Ingatlah pada 1998 dan 2008, saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh, banyak investor kalang kabut.

Diversifikasi investasi dapat membantu investor dalam situasi semacam itu. Saat investasi yang ditempatkan di keranjang A tengah jatuh, masih ada investasi di keranjang B yang aman-aman saja.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan diversifikasi investasi. Managing Director WealthFlow 19 Technology (Motivation, Financial & Business Advisory) Hari Putra berbagi tipsnya kepada Bisnis.

Menurutnya, diversifikasi investasi maksudnya adalah membuat sebuah alokasi dari aset-aset investasi yang dimiliki untuk meminimalkan risiko.

“Karena investasi selalu berbanding lurus dengan resiko,” katanya.

Aset yang dimaksud terdiri dari aset fisik, aset kertas, dan bisnis. Aset fisik misalnya emas, batu permata, tanah, atau apartemen. Aset kertas misalnya tabungan, deposito, obligasi, reksadana, dan saham. Untuk bisnis, misalnya bisnis online dan waralaba.

Sebelum melakukan diversifikasi investasi, pahamilah bahwa terdapat dua bentuk hasil investasi yaitu pendapatan tetap atau arus kas dan pertumbuhan atau kenaikan modal. Pendapatan tetap maksudnya yang rutin secara harian, bulanan, hingga tahunan seperti dari investasi pada rumah atau kos-kosan yang disewakan. Untuk kenaikan modal, maksudnya yaitu selisih dari penjualan seperti menjual properti jauh lebih tinggi dari harga beli.

Jika telah paham mengenai hasil investasi semacam itu, maka investor akan paham pula bagaimana bentuk diversifikasi investasi yang tepat. Jadi dalam melakukan diversifikasi, investor harus pandai memilah-milah sesuai kebutuhannya.

Tips lainnya buatlah dana darurat atau emergency fund khusus untuk investasi. Tujuannya salah satunya untuk dipakai ketika ada tawaran investasi yang butuh dana besar. Lulusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta tersebut mengatakan bsesaran dana darurat khusus investasi yaitu satu hingga tiga kali dari dana yang Anda investasikan. Kumpulkan dana secara bertahap. Dana ini juga dapat digunakan bagi investor saham saat IHSG anjlok, investor dapat membeli saham lain lagi dengan harga murah.

Nah, untuk menyusun portofolio investasi, seorang investor harus menyesuaikan dengan profil dirinya, kondisi dan tujuan dari investasi. Karena ada investor yang lebih senang bermain di sektor riil, ada yang lebih senang bermain di sektor finansial. Semakin seorang investor memahami sebuah sektor  dia akan semakin yakin prospek sebuah investasi. Agar investor memahaminya, cobalah untuk banyak bertaya pada orang-orang yang berkecimpung di dunia investasi.

Untuk mencoba diversifikasi investasi, mulailah dengan memahami aset investasi, tujuan investasi, risiko investasi dari resiko rendah, menengah dan tinggi, potensi imbal hasil atau return dan jangka waktu investasi.  Investor sebaiknya tidak mudah panik saat hasil  investasi sedikit, kembalilah mengingat pada tujuannya.

Penulis beberapa buku tentang keuangan ini menyarankan, investor pemula sebaiknya hanya memiliki satu atau tiga bentuk investasi saja. Fokus untuk mempelajari lebih mendalam dan menghasilkan terlebih dahulu.

Diversifikasi investasi bukan berarti harus membeli sebanyak-banyaknya bentuk investasi. Justru  jika seperti itu, tidak lagi fokus dalam memaksimalkan hasil. Apalagi jika investor hanya punya dana minim, hasil investasi malah akan kecil.

Diversifikasi investasi lebih efektif jika investor memiliki banyak dana. Dengan begitu, saat salah satu bentuk investasi hasilnya sedang jelek, akan tertutupi dengan investasi di tempat lain.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper