Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Bisa 14%

Pertumbuhan kredit industri perbankan Tanah Air diproyeksikan masih dapat mencapai angka 14% hingga akhir tahun nanti.
Sigit Pramono/Bisnis-Rachman
Sigit Pramono/Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit industri perbankan Tanah Air diproyeksikan masih dapat mencapai angka 14% hingga akhir tahun nanti.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menuturkan pada kondisi sebelumnya hingga akhir tahun banyak permintaan kredit. Namun, pada tahun ini dirinya melihat permintan kredit tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini memang turun dibandingkan tahun lalu, paruh kedua dibanding semester I bisa lebih baik. Tidak bisa terlalu optimistis kalau kredit bisa seperti tahun lalu, tapi kalau 14% kita masih bisa berharap," ucapnya di Jakarta.

Menurut Sigit untuk bisa mencapai pertumbuhan kredit sebesar 14% tersebut harus ada dorongan baik dari melalui kebijakan fiskal maupun dari percepatan penyerapan anggaran pemerintah.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk. ini menjelaskan penyerapan anggaran pemerintah memiliki efek domino yang bisa menggerakkan ekonomi nasional.

Sigit mencontohkan proyek infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah apabila telah dimulai akan mendorong sektor lain, seperti industri semen, besi, dan industri pendukung lainnya.

"Sampai Juni kan penyerapan pemerintah masih sekitar 24% ya, jadi saya kira harus terus direalisasikan. Kalau pilar lain, seperti sektor konsumsi, investasi, dan ekspor impor sudah tidak bsa diharapkan sampai akhir tahun nanti," lanjutnya.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Budi Gunadi Sadikin menuturkan pada kuartal III tahun ini penyaluran kredit masih relatif sama dengan kuartal sebelumnya.

Emiten berkode saham BMRI ini, kata Budi, sampai akhir tahun memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 13%.

Pada paruh kedua tahun ini Budi menyatakan beberapa kredit untuk sektor infrastruktur telah ditarik, namun belum penuh.

Hal ini dikarenakan debitur menarik kredit secara bertahap sesuai dengan tahapan proyek.

"Tahun depan mungkin akan lebih banyak ya [kredit yang diambil], karena mulainya kan pas semester kedua tahun ini, jadi proyeknya banyak. Kalau semester kedua tahun ini proyeknya baru mulai, belum besar nariknya," kata Budi.

Hingga paruh pertama tahun ini Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp38,2 triliun ke sektor infrastruktur.

Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dan pengembangan proyek infrastruktur strategis  di antaranya untuk jalan tol dan pelabuhan.

Dari sisi penyaluran kredit secara keseluruhan, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp552,8 triliun atau naik 13,8% secara tahunan dari Rp448,8 triliun pada semester I tahun lalu.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliman D. Hadad menuturkan pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun ini diproyeksikan paling maksimum di level 13%.

"Menurut saya 13% itu kalau tercapai sudah luar biasa. Mungkin antara 12% hingga 13% lah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper