Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DANA PENSIUN: Gain Kurang Menarik, Dapen Pertamina Rombak Portofolio Investasi Saham

Dana pensiun Pertamina menyiapkan strategi agresif merobak portofolio penempatan investasi di bursa saham pada akhir September 15
/Bisnis
/Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA -- Dana Pensiun Pertamina menyiapkan strategi agresif merombak portofolio penempatan investasi di bursa saham pada akhir September 2015.
 
M. Helmi Kamal Lubis, Presiden Direktur Dapen Pertamina menuturkan hingga Juli lalu return on invesment (ROI) yang dibukukan oleh perusahaannya mencapai 4,6%. Jumlah ini, menurut Helmi, masih sesuai dengan rencana perusahaan namun kurang agresif.
 
"Kita akan restrukturing, merombak portofolio," kata Helmi di Jakarta yang dikutip Rabu, (7/9/2015).
 
Helmi mengatakan, dengan perubahan stategi saham yang digenggam maka posisi imbal hasil yang diperoleh diyakini akan lebih tinggi dari capaian saat ini. Apalagi pihaknya tidak memiliki masalah dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan tentang rasio kecukupan dana. "Saat ini rasio kecukupan dana kami di atas 110% [dari standar 100%]," katanya.
 
Lebih lanjut, Helmi mengatakan, restrukturing ini tidak akan membuat Dapen Pertamina melakukan cut loss. Pasalnya saham yang saat ini digenggam perusahaan masih memberikan keuntungan namun tidak maksimal.
 
Helmi belum bersedia menjelaskan besaran sebaran investasi yang dilakukan oleh Dapen. Akan tetapi dalam catatan Bisnis, Aset Dapen Pertamina pada 31 Desember 2014 tercatat Rp9,9 triliun. Lalu Februari lalu telah berkembang sebesar 20,74% atau menjadi Rp11,05 triliun.
 
Sedangkan penempatan investasi tersebar kedalam sembilan portofolio. Dua investasi terbesar dapen terletak pada Surat Berharga Negara (SBN) dan Saham. Pada Dalam dua instrumen investasi ini dapen meletakan dana kelolaan masing-masing Rp2,9 Triliun. Selain itu dapen juga melakukan investasi obligasi sebesar Rp1,9 triliun serta properti sebesar Rp1,17 triliun.
 
Menurut Helmi, hingga Juli, posisi deposito yang digenggam relatif kecil berkisar 2%-3%. Dia mengatakan kecilnya instrumen deposito merupakan wujud dari himbauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menginginkan dana pensiun lebih berperan di pasar modal.
 
"Apalagi bunga deposito juga kecil [sehingga kurang menarik]," katanya.
 
Saat ini, Dana Pensiun Pertamina melayani 46.000 penerima manfaat. Dalam hitungan aktuaris lembaga ini akan bubar pada 2090 karena kehabisan peserta. Pasalnya semenjak 2005 manajemen Pertamina menerapkan kebijakan pengelolaan pensiun melalui lembaga keuangan. Setiap bulan DP Pertamina membayarkan manfaat pensiun sebesar Rp70 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper