Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapat Dewan Gubernur Berjalan 'Alot', Ada Apa?

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/9) berbeda dengan rapat bulan yang sebelumnya.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara
Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/9) berbeda dengan rapat bulan yang sebelumnya.

Pasalnya, pada RDG hari ini, para Dewan Gubernur mengakhiri rapat mereka sekitar pukul 18.00 WIB dan setelah itu baru mengadakan konferensi pers dihadapan para wartawan.

Pada RDG sebelumnya, berakhirnya rapat dan dimulainya konferensi pers sekitar pukul 14.30 WIB.

Pada pukul 15.55, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mendatangi ruang wartawan yang telah menunggu sejak pukul 13.00 WIB.

Tirta melakukan konferensi pers pertama dihadapan para wartawan terkait hasil keputusan RDG yakni tidak diubahnya BI Rate yang berada di level 7,5%.

"Ini hasil RDG dulu ya yang BI Rate. Nanti hasil lengkapnya karena masih berlangsung rapatnya. BI rate tetap, sudah diputuskan lebih dulu karena pasar menunggu ini. Nanti yang selanjutnya kita akan sampaikan nanti, masih kita kaji," ucapnya di Gedung BI, Kamis (17/9/2015).

Setelah mengatakan hasil keputusan Dewan Gubernur dan menjawab sedikit pertanyaan wartawan, dengan terburu-buru Tirta kembali menuju ruang rapat.

Sekitar pukul 18.00 WIB, Tirta kembali ke ruang wartawan dan mengadakan konferensi pers terkait hasil keseluruhan RDG hari ini.

Rapat yang berlangsung lebih lama ini disinyalir menunggu keputusan the Fed yang pada saat bersamaan juga menggelar The Federal Open Market Committee (FOMC).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara membantah jika lamanya RDG bank sentral disebabkan oleh rapat the Fed yang salah satu agendanya terkait Fed Fund Rate.

"Tidak. Pada dasarnya kita juga baru mengeluarkan paket kebijakan kemarin. Ini hanya untuk mendiskusikan supaya kebijakan lebih optimal saja," ujarnya.

Bank sentral saat ini belum bisa merespon hasil dari FOMC karena masih menunggu keputusan rapat tersebut. Kendati demikian, keputusan BI rate uang berada di level 7,5% ini sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed.

"Keputusan BI Rate untuk tetap dipertahankan ini sudah mengakomodasi rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Naik berapapun poinnya ini sudah keputusannya di 7,5% tapi kami harapkan tidak terlalu tinggi," tutur Tirta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper