Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga Lirik Opsi Pembentukan Anak Usaha untuk Pengalihan Aset Bermasalah

Bisnis.com, JAKARTAPT Bank CIMB Niaga Tbk. tengah melirik opsi pembentukan anak usaha untuk mengambil alih aset bermasalah di perusahaan agar menekan turun rasio non-performing loan.
cimb niaga
cimb niaga

Bisnis.com,JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. tengah melirik opsi pembentukan anak usaha untuk mengambil alih aset bermasalah di perusahaan agar menekan turun rasio non-performing loan.

Direktur Strategy & Finance Bank CIMB Niaga Wan Razly Abdullah mengatakan hingga kini, posisi non-performing loan (NPL) di perusahaan berada di posisi sekitar 4%. Perusahaan, lanjut Razly, sempat memasang target untuk menekan NPL ke level 3%.

Namun, melihat kondisi perekonomian saat ini, Razly mengungkapkan perusahaan memilih realistis dengan menargetkan bakal menjaga NPL di posisi 4%-4,5%. “Pembentukan perusahaan untuk mengambil alih aset bermasalah masih dipelajari, kami sedang lihat mana opsi yang bagus untuk mengurangi NPL,” jelas Razly di Jakarta, Senin (21/9/2015).

Selain opsi tersebut, ujar Razly, Bank CIMB Niaga juga telah menganggarkan provisi dengan coverage ratio sebesar 100% atau naik dari level 88% pada tahun sebelumnya. Dia memerinci pada paruh pertama tahun ini, setidaknya perusahaan merogoh kocek mencapai Rp2,8 triliun untuk penambahan provisi.

“NPL sudah diprovisikan sehingga bank aman. Kami juga lakukan restrukturisasi, menjual jaminan, real estate, dan alat beratnya,” tutur Razly.

Razly memaparkan dengan strategi tersebut, laba bank milik CIMB Group Holding Berhad, Malaysia ini diyakini bakal membaik di akhir tahun dibanding perolehan pada semester I/2015.

Apalagi, menurutnya pada semester dua nanti, Bank CIMB Niaga bakal menganggarkan provisi yang lebih rendah dari nilai di paruh pertama. “Meski secara tahunan turun, tapi dibanding semester lalu laba akan lebih baik karena kami sudah betulkan di awal. 

Menurut Razly, penyumbang terbesar peningkatan NPL di perusahaan yakni sektor batu bara, transportasi, dan perkapalan. Ketiga sektor tersebut, kata dia, berkontribusi hingga separuh dari rasio kredit bermasalah di emiten berkode saham BNGA ini.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M. Siahaan menuturkan hingga akhir tahun nanti, perusahaan membidik pertumbuhan kredit di posisi 10% secara tahunan (yoy).

Penopang utama pertumbuhan, lanjut dia, yakni membaiknya perekonomian akibat adanya kucuran belanja pemerintah yang umumnya meningkat pada semester dua.

“Mudah-mudahan dari pembangunan infrastruktur juga berdampak banyak,” kata Tigor.

Adapun, dari laporan keuangan BNGA menunjukkan per Juni 2015, perusahaan mencatatkan NPL gross sebesar 4,28% atau naik 131 basis poin (bps) dari 2,97% di bulan yang sama tahun sebelumnya.

Dengan kenaikan NPL tersebut, perusahaan pun meningkatkan provisi sehingga menekan laba bersih sebesar 90,99% dari Rp1,95 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp176 miliar di bulan yang sama tahun ini.

Sementara itu, penyaluran kredit bruto tercatat naik 9,8% yoy menjadi Rp180,82 triliun per Juni 2015. Kenaikan ini menopang peningkatan pendapatan bunga bersih BNGA sebesar 8,5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper