Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS ASURANSI: OJK Yakini Masih Aman

Otoritas Jasa Keuangan memastikan pelemahan rupiah dan merosotnya kinerja bursa tidak mengganggu kinerja perusahaan asuransi dan dana pensiun
Asuransi diyakini OJK masih aman ditengah tekanan melanda rupiah dan busa saham/orixinsurance.com
Asuransi diyakini OJK masih aman ditengah tekanan melanda rupiah dan busa saham/orixinsurance.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan memastikan pelemahan rupiah dan merosotnya kinerja bursa tidak mengganggu kinerja perusahaan asuransi dan dana pensiun.

Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank menuturkan kebijakan relaksasi perhitungan cadangan solvabilitas dan rasio kecukupan dana yang diluncurkan oleh otoritas semenjak awal September telah efektif.

"Asuransi dan dana pensiun very secure," kata Dumoly.

Dia mengatakan otoritas memang melakukan stress test beberapa waktu lalu, akan tetapi dengan pelonggaran perhitungan yang dilakukan maka industri tetap tumbuh dengan sangat baik.

"Asuransi dan dana pensiun sifatnya long term investment," katanya.

Sebelum mengeluarkan kebijakan relaksasi, OJK menyatakan beberapa perusahaan asuransi akan tutup jika nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp15.000 dan bursa menurun hingga 20%.

Dumoly mengatakan otoritas optimistis industri asuransi masih dapat tumbuh 10% sepanjang tahun ini. Pasalnya ekonomi masih tumbuh walau lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Demikian juga dengan dana pensiun. Dia meyakinkan kondisi pasar modal akan kembali pulih sebelum Desember mendatang.

Kurs rupiah Senin (28/9/205) berada pada Rp14.674/US$. Sedangkan rekapitulasi PT Bursa Efek Indonesia menyebutkan investor asing membukukan net sell Rp266,88 miliar dengan volume 67,84 juta lembar.

Investor asing melakukan aksi jual saham senilai Rp1,77 triliun dengan volume 527,17 juta lembar saham. Sebaliknya, aksi borong saham yang dilakukan oleh investor asing mencapai Rp1,5 triliun dengan volume 459,33 juta lembar. Aksi net sell itu kembali mempertebal jual bersih yang dibukukan oleh investor asing sejak awal tahun mencapai Rp12,8 triliun.

Sejak awal tahun, IHSG telah anjlok 21,17% dan menjadi yang paling buruk di Asia Pasifik. Di belakangnya menyusul Singapura turun 17,02% year-to-date.

Sembilan sektor yang dikelompokkan di Bursa Efek Indonesia tercatat anjlok. Penurunan terbesar terjadi pada sektor aneka industri sebesar 5,14%, disusul oleh sektor finansial sebesar 2,48%, dan industri kimia dasar 2,16%.

Sebanyak 210 dari 518 saham yang diperdagangkan pada hari ini mengalami penurunan harga. Sedangkan, sebanyak 71 saham menguat, dan sisanya 237 saham stagnan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper